Kamis 09 Apr 2015 20:10 WIB
WNI Gabung ISIS

Karena ISIS, Kemenag Dikeroyok Berbagai Kementerian

Rep: c13/ Red: Agung Sasongko
Banyak pemuda gabung ISIS.
Foto: Reuters
Banyak pemuda gabung ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) RI mengaku merasa telah dikeroyok oleh berbagai kementerian. Ini terjadi setelah munculnya isu pergerakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)di Indonesia.

“Kita dikeroyok dan dimintai penjelasannnya oleh banyak kementerian,” ujar Kasubdit Pendidikan Pesantren, Ainur Rofiq saat ditemui ROL, Kamis (9/4).

Dengan adanya isu radikalisme yang semakin parah, Rofiq mengungkapkan seluruh kementerian telah berkerjasama. Ia menegaskan, dalam waktu beberapa waktu lalu, berbagai kementerian termasuk Kemenag sudah melakukan koordinasi dengan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani.

Rapat tersebut juga tidak hanya melibatkan kementerian, tapi lembaga-lembaga seperti Baznas, ACT, Dompet Dhuafa dan sebagainya juga dilibatkan. “Semua itu dilakukan untuk membantu pondok pesantren yang ada di Indonesia,” ungkap Rofiq. Selain itu, kerjasama ini juga merupakan wujud dari program ‘bersama membangun pendidikan Islam’.

Rofiq mengungkapkan, konsep program ini memang akan melibatkan banyak kementerian dan lembaga. Ia menegaskan, lembaga dan kementerian tersebut akan berusaha membentuk program yang sesuai dengan bidangnya. Kemudian, program tersebut akan diterapkan di pesantren-pesantren yang membutuhkan pengembangan pada bidang yang dimaksud.

Rofiq juga menyatakan, konsep program bersama ini sebenarnya sudah ada sejak 2013. Namun, ungkapnya, implementasinya baru  terlaksana pada akhir 2014 lalu. Menurutnya, hal ini bisa terjadi setelah serangkaian isu radikalisme semakin berkembang di Indonesia.

Untuk menerapkan konsep itu, Rofiq juga menerangkan sejumlah aspek atau wilayah yang kelak akan dilakukan kementerian dan lembaga-lembaga tersebut. Menurutnya, hal ini akan dimulai tindakannya di wilayah pinggiran terlebih dahulu. Setelah itu, tambahnya, wilayah perbatasan, terpencil dan terluar akan mendapatkan perhatian dari program tersebut.

“Alasan wilayah tersebut jadi targetnya, karena masyarakat di wilayah tersebut lebih rentan terkena hal-hal yang tidak diinginkan,” tutupnya.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement