REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Staff Angkatan Darat (Wakasad) TNI AD, Letjen TNI Muhamad Munir mengungkap, Babinsa dinilai sudah cukup efektif mengkal paham radikalisme. Belum lagi dengan penyebaran Babinsa yang berada di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Desa-desa.
Kendati begitu, Munir mengakui, mungkin ada beberapa wilayah atau titik-titik yang tidak sepenuhnya terpantau. Terlebih dengan cara oknum atau kelompok-kelompok radikal tersebut, yang berpindah secara sembunyi-sembunyi dan berjaringan. Untuk itu, memang perlu ada keahlian khusus untuk bisa mendeteksi hal-hal tersebut.
Munir menyebut, selama ini jika ada gejolak atau gejala potensi kerawanan di suatu daerah, maka Babinsa di daerah tersebut akan melaporkannya secara berjenjang dan berdasarkan rantai komando di satuan terorial masing-masing. Nantinya masukan dari Babinsa itu akan dianalisa dan disimpulkan apakah memang benar di daerah itu terjadi kerawanan.
''Selama ini sudah cukup efektif, tapi kami akan selalu meningkatkan kemampuan Babinsa agar bisa lebih efektif lagi,'' katanya, Kamis (9/4).