REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Seiring dengan berjalannya waktu dan tingginya pertumbuhan penduduk membuat permasalahan yang timbul di perkotaan semakin beragam dan rumit. Untuk itu, penyelesaian permasalahan kota tak lagi bisa diselesaikan dengan solusi-solusi konvensional.
"Masalah kota menjadi persoalan baru, sehingga perlu pemikiran baru," ungkap Guru Besar Fakultas Teknologi Informatika Suhono H. Supangkat saat ditemui di Jl. RE Martadinata Bandung, Rabu (8/4).
Suhono melihat konsep smart city merupakan langkah yang tepat untuk mengurai dan menyelesaikan permasalahan kota yang makin berkembang luas. Pasalnya, inti dari konsep smart city ialah mengelola kehidupan di suatu kota sehingga masyarakatnya dapat hidup dengan aman, nyaman dan berkelanjutan.
Selain itu, Suhono juga menyatakan konsep smart city tidak hanya bertumpu pada teknologi semata. Teknologi yang digunakan dalam smart city dapat memudahkan pemerintahan, tetapi hal terpenting lainnya ialah kualitas dari sumber daya manusia yang mengelola teknologi tersebut. Sehingga, dengan mengadopsi konsep smart city, sebuah kota dapat berkembang dengan lebih baik secara komprehensif.
Karena itu, saat ini beberapa kota di Indonesia sudah mulai menuju untuk menjadi smart city, salah satunya ialah Kota Bandung. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), lanjut Suhono, bahkan menargetkan seluruh kota di Indonesia menjadi smart city pada 2045.
Suhono menyatakan ITB telah mengusulkan 12 parameter utama untuk menentukan sebuah kota sudah tergolong smart atau belum. Saat ini, lanjut Suhono, pihaknya juga sedang melakukan pengukuran terhadap kota-kota yang sedang menuju smart city. Suhono menyatakan hasil pengukuran akan dapat dilihat pada Agustus mendatang."Parameter dasarnya adalah tata kelola, teknologi informasi dan sdm," jelas Suhono.