REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan harus menjelaskan secara jujur dan terbuka atas pernyataan politikus NasDem Akbar Faisal, yang mengatakan bahwa ia mampu menyedot data informasi teknologi (IT) KPU saat Pilpres 2014
"Saya menangkap ada hal yang sangat serius dan memerlukan penggalian lebih mendalam dari pengakuan Akbar Faisal tersebut," ujar pengamat politik, Said Salahudin, Rabu (8/4).
Said menjelaskan, Luhut patut dicurigai melakukan kegiatan pencurian data pemilihan umum (pemilu). Sebab, Akbar Faisal menyebutkan adanya teknologi yang digunakan Luhut cukup dengan memarkirkan mobil di depan kantor KPU, lalu seluruh data-data KPU bisa tersedot.
"Saya mendesak Luhut Panjaitan dan Akbar Faizal menjelaskan persoalan tersebut secara lengkap dan jujur kepada masyarakat," tegasnya.
Ia menambahkan, hal tersebut perlu dilakukan agar publik tidak menduga-duga adanya kecurangan atau kegiatan ilegal yang dilakukan oleh tim pemenangan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden tertentu pada masa Pilpres dengan menggunakan tekhnologi penyedotan data.