Rabu 08 Apr 2015 13:33 WIB

Hasil Tes DNA: Teroris Tertembak adalah Daeng Koro

Foto Pimpinan Militer Mujahid Indonesia Timur (MIT), Daeng Koro alias Sabar Subagyo alias Antad Rawa yang ditunjukkan Polisi kepada wartawan di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Rabu (8/4).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Foto Pimpinan Militer Mujahid Indonesia Timur (MIT), Daeng Koro alias Sabar Subagyo alias Antad Rawa yang ditunjukkan Polisi kepada wartawan di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Rabu (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menyatakan pria yang tewas saat baku tembak di Kabupaten Parigi Moutong pada 3 April 2015, merupakan Daeng Koro. Sesuai hasil tes DNA yang dirilis Rabu (8/4), pelaku teroris itu jelas merupakan pelaku yang bernama asli Sabar Subagio yang merupakan pimpinan gembong teroris cukup diperhitungkan di Indonesia.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulawesi Tengah, AKBP Sucipto mengatakan, sebelumnya tim medis telah mengambil contoh darah, air liur, rambut istri, dan anak Daeng Koro untuk diperiksa di Laboratorium DNA Mabes Polri.

Hasilnya adalah separuh profil DNA Daeng Koro cocok dengan anaknya, dan separuh profil DNA anak berinisial J itu juga cocok dengan istri Daeng Koro. "Ini berarti jenazah tersebut adalah Daeng Koro, itu sah dan tak terbantahkan lagi," kata Sucipto.

Gembong teroris Sulawesi Tengah Sabar Subagio alias Daeng Koro tewas saat baku tembak antara kelompok teroris dan aparat polisi di pegunungan Sakina Jaya, Kabupaten Parigi Moutong, Jumat (3/3). Daeng Koro dipercaya sebagai orang nomor dua setelah Santoso di dalam kelompok teroris yang beranggotakan 20 hingga 30 orang.

Daeng Koro dan sejumlah rekannya telah ditetapkan polisi ke dalam daftar pencarian orang (DPO) karena terkait serangkaian kasus kekerasan di Sulawesi Tengah dan daerah lainnya. Daeng Koro pernah meledakkan bom saat malam Idul Fitri di Solo, Jawa Tengah, pada Agustus 2012.

Daeng Koro adalah anggota TNI yang dipecat, dan terakhir bertugas di Sulawesi Selatan. Daeng Koro juga beberapa kali melakukan pelatihan perang yang diikuti sejumlah pemuda. Daeng Koro bergabung dengan kelompok Santoso pada 2012 setelah menjalani pelatihan militer ilegal di Filipina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement