Selasa 07 Apr 2015 16:18 WIB

BPOM: Makanan Olahan Banyak Gunakan Bahan Berbahaya

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Sidak BPOM
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sidak BPOM

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati hari kesehatan dunia yang jatuh pada Selasa (7/4) hari ini, ternyata masih banyak makanan, jajan maupun pangan olahan di Indonesia yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya untuk manusia.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, Roy F Sparringa mengatakan, keamanan pangan di Tanah Air menghadapi tantangan yang masih besar. Contohnya jajanan anak sekolah, hingga bahan makanan yang dijual di pasar tradisional. Roy mengaku prihatin karena dari pengamatan BPOM di sejumlah pasar tradisional, ternyata fakta yang didapatkan masih jauh dari harapan mereka.

“Contohnya tahu, ikan asin yang dijual menggunakan formalin. Kemudian pewarna tekstil yang digunakan untuk bahan tambahan pewarna kue,” katanya kepada Republika, Selasa (7/4).

Menurutnya, perbuatan curang penjual dan pedagang seperti itu sangat keji. Meski diakuinya, masalah keamanan pangan bukan hanya pekerjaan rumah bagi Indonesia tetapi juga global. Fokus ini pula, jelasnya, yang menjadikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengusung tema "Keamanan Makanan" untuk Hari Kesehatan Sedunia (HKS) pada hari kesehatan dunia tahun ini. Untuk mengatasi persoalan ini, pihaknya melakukan upaya strategis yaitu pengawasan di hulu.

“BPOM melakukan pemantauan di tempat produksi hingga sarana industri pangan olahan,” ujarnya.

Disinggung mengenai upaya pengawasan pangan di restoran, Roy menyebutkan bahwa tempat makan, terutama restoran siap saji memang perlu untuk diawasi. Tetapi, ia mengaku tugas itu bukan kewenangan BPOM. Pemantauan terhadap restoran hanya bisa dilakukan pemerintah daerah (pemda) setempat. Namun, pihaknya siap menjadi fasilitator pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk melatih tenaga inspektur sanitasi yang akan memeriksa keamanan pangan di restoran-restoran tersebut.

“Rencananya, pemda dibantu Menteri Kesehatan dan BPOM menyiapkan dan melatih tenaga inspektur sanitasi. Dalam lima tahun mendatang, setiap kota ada lima inspektur dan mereka yang akan memeriksa restoran-restoran itu,” katanya.

Namun, ia menekankan bahwa untuk menyukseskan upaya itu dibutuhkan peran semua elemen. Selain itu, komunitas pasar, juga diharapkan harus ikut mengawal. Masyarakat juga diharapkan ikut berperan yaitu ketika akan membeli makanan olahan, pastikan ada nomor izin edarnya atau food grade.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement