Ahad 05 Apr 2015 10:14 WIB

Tiga Hari Sekali, di Bali Terjadi Kasus Bunuh Diri

bunuh diri (ilustrasi)
Foto: jawaban
bunuh diri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Guru Besar Sosiologi Bidang Agama, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana mengaku prihatin dengan maraknya kasus bunuh diri di Bali. Semestinya ini tidak perlu terjadi mengingat Bali sebagai daerah tujuan wisata utama di Indonesia.

"Bahkan Bali sebagai salah satu tujuan wisata terbaik di dunia bersama Italia utara, Great Barrier Reef di Australia dan Istanbul di Turki," kata Prof Ngurah Sudiana, guru besar bidang agama Fakultas Dharma Duta Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Ahad (5/4).

Di Bali, selama tahun 2014 tercatat 120 kasus bunuh diri, atau hampir setiap tiga hari sekali terjadi satu kasus bunuh diri. Jumlah kasus tersebut meningkat dibandingkan tahun 2013 tercatat 95 kasus.

Jika dibandingkan dengan sepuluh tahun silam 2004 dan 2005, kasus bunuh diri itu hampir sama, naik dari 124 kasus menjadi 137 kasus. Sepuluh tahun terakhir kasus bunuh diri terbesar terjadi tahun 2008 tercatat 150 kasus.

Setahun kemudian terjadi 147 kasus. Angka kasus bunuh diri tersebut di atas kertas, karena sesungguhnya bisa jadi jauh lebih besar, karena ada kecenderungan keluarga korban malu melaporkan ke polisi atau merasa tidak perlu dilaporkan.

"Hampir serupa dengan kasus HIV/Aids, bunuh diri juga memiliki fenomena gunung es, kasus yang terlihat hanya puncak dari kasus yang sebenarnya," ujar dosen yang juga Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali tersebut.

Maraknya kasus bunuh diri di Bali, kata dia, sudah menunjukkan situasi gawat darurat. Tekanan ekonomi sendiri hanya salah satu penyebab maraknya orang Bali bunuh diri.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement