Jumat 03 Apr 2015 08:00 WIB

Di Lombok Utara akan Dibangun Alki II Seluas 7000 Hektar

Rep: Neni Ridarineni / Red: Julkifli Marbun
ilustrasi
Foto: ANTARA/Andika Wahyu
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berencana untuk membangun alki (Alur Laut Kepulauan Indonesia)  sebagai Global Hawk pelabuhan dunia setelah selat Malaka sebagai Alki I.  

"Kami perkirakan Alki I akan padat, sehingga alternatifnya Alki II harus dibangun. Menurut penelitian internasional Alki II harus dibangun di Lombok utara seluas 7000 hektar untuk mengundang investor,’’ kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Nusa Tenggara Barat Lalu Gita Ariadi saat menerima rombongan pers tour wartawan unit Pemda dan dan Biro Umum, Humas dan Protokol Pemda DIY, di Ruang Pertemuan Pemda NTB, Kamis (2/4).

Pembangunan Alki II ini merupakan rencana besar dan sekarang sedang dalam berproses.’’Kami punya obsesi secara maritim Alki II ini sebagai poros maritim dunia. Hal ini sesuai dengan potensi strategis tengah-tengah Indonesia dan Alur Laut Kepulauan Indonesia," ujarnya,

"Jadi nanti Lombok akan menjadi Singapura yang kedua karena jalur perdagangan dunia melewati selat dalam Selat Lombok. Sekarang investor besar dari Eropa siap mendukung untuk membuat masterplan," kata Gita.

Sesuai dengan amanat UU No.39 Tahun 2009,dapat menarik investor untuk melakukan investasi termasuk untuk mengembangkan  Alur Laut Kepulauan Indonesia.

Pengembangan Alki II sejalan dengan PP No.52 Tahun 2014 yakni melakukan terobosan sebagai kawasan ekonomi khusus sebagai amanat UU No. 39 Tahun 2014. Selain melakukan pengembangan Alki II, Pemprov NTB di akan mengembangkan kawasan ekonomi khusus Samat (Teluk Saleh, Moyo dan Tambora).

Tahun 2017 NTB diharapkan sambut tahun kedatangan investasi NTB.  Sehingga diharapkan mampu meningkatkan ekonomi di NTB. "Untuk itu kami terus melakukan akselerasi dengan stakeholder dengan pemerintah provinsi, lokal (kabupaten/kota), investor," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement