Kamis 02 Apr 2015 17:21 WIB

Menteri Puan Promosi Jamu

 Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani,
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengajak semua pihak mempromosikan jamu. Obat tradisional ala Indonesia ini harus digalakkan pemasarannya.

Jamu adalah warisan bangsa yang perlahan mulai tergusur dengan obat-obatan herbal dari negara lain. Kebiasaan minum jamu sudah ada sejak dulu. Bahkan dalam relief Borobudur juga ada. "Tapi kita bukan bicara soal sejarah, yang kita bicarakan adalah masa kini. Apa yang bisa kita lakukan saat ini, menjaga warisan budaya luhur adalah kewajiban kita,” ujarnya disela-sela kunjungan kerja ke Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan, Kebun Tanaman Obat Dlingo di Tawangmangu, Jawa Tengah, Selasa (30/3).

Jamu bukan barang baru buat puteri Presiden V RI Megawati Soekarnoputri ini. Dia menuturkan sejak kecil, ibunya sudah menanamkan kebiasaan minum jamu. Kebiasaan itu tertanam hingga kini. “Dulu saya dicekoki oleh ibu untuk minum jamu. Saya sempat menolak karena rasanya pahit, tetapi lama-lama jadi kebiasaan. Dan ternyata sampai saat ini khasiatnya masih ada,” ujar Puan.

Sekarang Puan mengajak anak-anaknya untuk minum jamu. Puan bercita-cita, kebiasaan minum jamu bisa meluas di seluruh kalangan, menjadi warisan budaya yang tidak hilang.

Jamu dan kebiasaan meminumnya menjadi identitas bangsa Indonesia. Hal ini sangat penting di tengah serangan herbal impor dan obat-obatan asing. Jamu bisa menjadi solusi untuk masyarakat Indonesia, selain biayanya murah, juga sudah mengakar kuat di seluruh kebudayaan yang ada di Indonesia.

Selain itu, dengan menjadikan meminum jamu sebagai kebiasaan maka akan membantu usaha kecil menegah dan home industri. Jamu bisa menjadi solusi untuk membantu perenokomian keluarga dengan pemberdayaan perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement