Kamis 02 Apr 2015 00:13 WIB

BNN Benahi Ruang Penjara Setelah 10 Tahanan Kabur

Rep: C20/ Red: Winda Destiana Putri
logo BNN
logo BNN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA TIMUR -- Badan Narkotika Nasional (BNN) mulai membenahi ruang tahanan setelah 10 tahanan yang melarikan diri. Hal itu terlihat banyaknya petugas yang lalu-lalang membersihkan barang tahanan.

Dari pantauan di lapangan, terlihat sekitar sepuluh orang petugas lalu-lalang membawa kasur dan bantal dari dalam tahanan. Mereka juga memasukan kasur dan barang-barang lainnya ke dalam tempat sampah untuk dibuang.

Selain itu, beberapa pekerjaan bangunan juga terlihat. Mereka tengah merapikan tembok yang Selasa (1/4) kemarin dijebol untuk kabur oleh sepuluh tahanan tersebut.

Para pekerja bangunan itu mulai menutup lokasi dengan semen dan triplek di dinding belakang gedung Direktorat Pengawasan Tahanan, Barang Bukti dan Aset Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional.

Direktur Bina Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) Bambang Sumardiono juga datang ke Gedung BNN. Ia memantau langsung ruang tahanan kesepuluh tersangka narkoba yang kabur.

"Saya kesini hanya memantau dan melihat kondisi ruang tahanan. Saya pikir ruang tahanan di sini masih laik tetapi ada yang perlu ditambahkan," kata Bambang di Gedung BNN.

Bambang menambahkan, dirinya juga berkoordinasi dengan BNN mengenai supervisi administrasi kepengurusan tahanan yang harus disempurnakan. Untuk sistem keamanan, Bambang menilai penjagaan di BNN cukup maksimal. Menurut dia, kaburnya tahanan kemungkinan karena disebabkan oleh human error.

"Mungkin karena human error, tapi kami telah menghimbau kepada mereka untuk berbenah lebih baik lagi dan segera menangkap kembali tahanan yang kabur," tutup Bambang.

Sebelumnya, sepuluh tahanan narkoba berhasil kabur. Mereka melarikan diri dengan cara menggergaji teralis dan menjebol tembok bagian belakang. Kini, sepuluh tahanan yang terancam pidana mati itu masih dalam pengejaran petugas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement