REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perkembangan seni Sunda stagnan. Dari tahun ke tahun tidak terlihat menurun dan tidak juga berkembang. Meskipun stagnan, pertunjukan seni sunda tetap ada dan masih berjalan.
Supaya kesenian sunda lebih dikenal, Pakar Budaya Sunda dari Universitas Padjadjaran Gugun Gunardi mengatakan, perlu dikembangkan dengan memodifikasi seni tersebut. “Pengembangan ini pun memerlukan kreativitas dari seniman," ujar Gugun, kemarin.
Seperti halnya tari sunda klasik yang sekarang sudah jarang dijumpai. Justru, kata Gugun, yang berkembang tari jaipong. "Itu pun sudah dimodifikasi sekarang ini dan ini wajar," katanya. Seni Sunda yang sudah ada pun, seperti kawih cianjuran. Itu adalah hasil modifikasi dari seni yang ada sebelumnya. Jadi, wajar saja dilakukan modifikasi.
Dalam pengembangan seni, ada tiga tahap yang mesti dilakukan seniman. Yaitu, kreasi, inovasi, dan komersialisasi. Dengan mengkreasikan dan menginovasi seni Sunda. Maka, bisa mempengaruhi nilai komersialnya. Komersialisasi juga perlu. Karena, jika tidak demikian seniman tidak bisa hidup.
Meskipun dilakukan modifikasi, Gugun menilai tidak akan merubah seni Sunda pada asalnya. Lagu pop Sunda juga hasil modifikasi namun tidak berubah, tetap menggunakan bahasa Sunda. "Yang penting masih enak didengar, disukai dan masih diminati oleh masyarakat," ujar Gugun.
Sementara itu, menurut Gugun, untuk sajak Sunda sekarang ini masih ada beberapa kalangan yang menyukai. Bentuknya macam-macam, tapi sekarang lebih banyak seniman yang menyukai jenis haiku. Dengan banyak digemarinya haiku ini, Gugun berharap sajak haiku akan sering dimuat dan dimunculkan. Sehingga, sajak Sunda dapat menggaung lagi.
Dunia seni memang ada pasang surutnya. Selain melakukan modifikasi, cara melestarikan seni sunda, kata Gugun, adalah dengan keikutsertaan pemerintah dalam menjaga budaya. Pemerintah harus ikut campur dalam hal konservasi budaya. Pemerintah juga bertugas untuk menkonservasi dan melindungi berbagai hasil karya seni. "Konservasi ini bukan tugas seniman tetapi tugas pemerintah," kata Gugun.
BANDUNG -- Perkembangan seni Sunda stagnan. Dari tahun ke tahun tidak terlihat menurun dan tidak juga berkembang. Meskipun stagnan, pertunjukan seni sunda tetap ada dan masih berjalan.
Supaya kesenian sunda lebih dikenal, Pakar Budaya Sunda dari Universitas Padjadjaran Gugun Gunardi mengatakan, perlu dikembangkan dengan memodifikasi seni tersebut. “Pengembangan ini pun memerlukan kreativitas dari seniman," ujar Gugun, kemarin.
Seperti halnya tari sunda klasik yang sekarang sudah jarang dijumpai. Justru, kata Gugun, yang berkembang tari jaipong. "Itu pun sudah dimodifikasi sekarang ini dan ini wajar," katanya. Seni Sunda yang sudah ada pun, seperti kawih cianjuran. Itu adalah hasil modifikasi dari seni yang ada sebelumnya. Jadi, wajar saja dilakukan modifikasi.
Dalam pengembangan seni, ada tiga tahap yang mesti dilakukan seniman. Yaitu, kreasi, inovasi, dan komersialisasi. Dengan mengkreasikan dan menginovasi seni Sunda. Maka, bisa mempengaruhi nilai komersialnya. Komersialisasi juga perlu. Karena, jika tidak demikian seniman tidak bisa hidup.
Meskipun dilakukan modifikasi, Gugun menilai tidak akan merubah seni Sunda pada asalnya. Lagu pop Sunda juga hasil modifikasi namun tidak berubah, tetap menggunakan bahasa Sunda. "Yang penting masih enak didengar, disukai dan masih diminati oleh masyarakat," ujar Gugun.
Sementara itu, menurut Gugun, untuk sajak Sunda sekarang ini masih ada beberapa kalangan yang menyukai. Bentuknya macam-macam, tapi sekarang lebih banyak seniman yang menyukai jenis haiku. Dengan banyak digemarinya haiku ini, Gugun berharap sajak haiku akan sering dimuat dan dimunculkan. Sehingga, sajak Sunda dapat menggaung lagi.
Dunia seni memang ada pasang surutnya. Selain melakukan modifikasi, cara melestarikan seni sunda, kata Gugun, adalah dengan keikutsertaan pemerintah dalam menjaga budaya. Pemerintah harus ikut campur dalam hal konservasi budaya. Pemerintah juga bertugas untuk menkonservasi dan melindungi berbagai hasil karya seni. "Konservasi ini bukan tugas seniman tetapi tugas pemerintah," kata Gugun.