Senin 30 Mar 2015 20:47 WIB

Sopir Angkot Bandar Lampung Kutip Ongkos Rp 4.000

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ani Nursalikah
Angkot (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Angkot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), memicu sebagian sopir angkutan kota (angkot) berbagai trayek dalam kota Bandar Lampung, mengutip ongkos penumpang menjadi Rp 4.000 dari Rp 3.000. Sopir beralasan harga premium sudah naik tinggi, sedangkan pendapatan semakin berkurang.

"Untuk mengejar setoran saja susah, apalagi sekarang harga bensin naik, tapi ongkos belum naik dari pemerintah daerah," kata Junaidi (42 tahun), sopir angkot Tanjungkarang-Kemiling, Senin (30/3).

Ia terpaksa menarik ongkos dari penumpang sebesar Rp 4.000 seperti saat harga BBM naik menjadi Rp 8.600 per liter tahun lalu.

Supir angkot merasakan berat selama beberapa hari terakhir sejak kenaikan harga BBM pada Jumat (27/3). Meski belum ada angkot yang mogok ingin menaikkan tarif ongkos, namun supir berinisiatif menarik ongkos langsung Rp 4.000 per penumpang dewasa. Sedangkan anak sekolah masih seperti biasa Rp 2.000.

Menurut Fahri (30 tahun), sopir angkot Rajabasa-Tanjungkarang, seharusnya para spir menaikkan ongkos Rp 500 dari Rp 3.000 per penumpang. Namun, uang kembalian Rp 500 sulit diperoleh sehingga para supir dan kernetnya menggenapkan ongkos menjadi Rp 4.000.

Pemkot Bandar Lampung melalui Dinas Perhubungan belum menggelar rapat bersama Organda, terkait kenaikan harga BBM. Sebelumnya, pemkot sudah menyelaraskan kenaikan tarif berdasarkan tarif batas bawah dan atas sehingga tidak terjadi lagi perbedaan pendapat saat harga BBM naik atau turun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement