REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, longsor di Kampung Cimerak, Tegal Panjang, Cireunghas, Sukabumi, Jawa Barat pada Sabtu (28/3) terjadi secara tiba-tiba. Saat terjadi longsor sekitar pukul 22.30 WIB, sebagian masyarakat setempat sudah tidur.
“20 orang selamat dari longsor yaitu 16 warga Cimerak dan empat orang tamu,” ujar Sutopo kepada Republika, Ahad (29/3).
Sutopo menjelaskan, tebing yang longsor tersebut kemudian meluncur ke pemukiman. Sehingga mengakibatkan akses jalan Sukalarang-Cirengas tertimbun. Satu alat berat dan dua dump truck dikerakahkan untuk membersihkan material longsor.
Di Sukabumi, lanjut Sutopo, banyak daerah yang rawan longsor. Penduduk yang terus bertambah serta pemukiman yang dibangun di daerah rawan longsor membuat risiko terhadap longsor sangat tinggi. Hal itu diperparah dengan tidak didukungnya mitigasi struktural dan non struktural yang memadai.
Sutopo menyebutkan beberapa kejadian longsor yang pernah terjadi di Sukabumi hingga menelan korban jiwa yaitu pada 26 Maret 2014 di Pabuaran dan Purabaya yang menewaskan tiga orang dan puluhan rumah rusak. Sedangkan di Desa Pasawahan, Cicurug pada 10 Maret 2015 juga terjadi longsor yang menyebabkan tiga orang tewas.
Karena itu, Sutopo mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Musim pancaroba selalu ditandai dengan hujan ekstrem serta perubahan cuaca yang cepat. Selain longsor, Sutopo juga meminta agar masyarakat juga perlu mewaspadai banjir dan puting beliung.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo mengatakan ada 11 rumah yang terdampak longsor pada Sabtu (28/3). Belasan hingga puluhan rumah lainnya juga terancam. Untuk antisipasi longsor susulan, warga diungsikan sementara ke posko penanggulangan bencana yang dipusatkan di sekolah dan kantor desa setempat.
"Bantuan darurat sudah tiba di lokasi seperti peralatan makan, makanan siap saji, perlengkapan tidur dan mandi. Hingga saat ini pencarian terhadap korban bencana masih terus dilakukan," katanya.