Sabtu 28 Mar 2015 08:39 WIB

Warga Temukan Gas Saat Mengebor Sumur

Petugas mengambil air di dalam sumur milik Mudrikatin yang berubah menjadi panas di Desa Ngemplak, Perak, Jombang, Jawa Timur, Senin (1/12).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Petugas mengambil air di dalam sumur milik Mudrikatin yang berubah menjadi panas di Desa Ngemplak, Perak, Jombang, Jawa Timur, Senin (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Warga Desa Bujur Timur, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menemukan potensi gas alam saat mengebor sumur untuk kebutuhan air bersih.

Lokasi semburan gas di Dusun Baban, Desa Bujur Timur, Kecamatan Batumarmar, di pekarangan rumah warga bernama Abd Syukur (43) warga setempat.

"Kemarin saya bersama anggota meninjau secara langsung ke lokasi sumur yang dibor dan keluar gas itu," kata Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Mawardi, Sabtu pagi.

Ia menuturkan, jika lubang sumur bos itu disulut dengan menggunakan korek api, maka akan terbakar dengan ketinggian api sekitar 1 meter.

Sumur bor milik Abd Syukur itu mulai digali pada 9 Maret 2015 dan lokasi pengeboran terletak sekitar 5 meter di samping rumahnya.

Sesuai dengan perkiraan, sumber air di perut bumi di lokasi yang dibor itu, ditemukan pada kedalaman sekitar 105 meter.

Pada Rabu 25 Maret 2015 kedalaman sumur mencapai 105 meter, sesuai dengan perkiraan awal, namun belum ada tanda-tanda adanya sumber mata air, sehingga penggalian dilanjutkan lagi hingga kedalaman 115 meter. "Pada kedalaman 115 meter itu, ada sumber air," terang Dandim Mawardi.

Namun air yang menyembur itu berbau menyengat seperti mengandung gas. Sehari setelah air menyembur itu, pekerja sumur mencoba menyalakan korek api, ternyata lubang sumur yang dibor itu terbakar dengan ketinggian api mencapai satu meter.

Karena dikhawatirkan kobaran api semakin besar, apalagi jaraknya hanya 5 meter dari rumah, maka Abd Syukur memutuskan lubang bekas bor itu ditutup dengan menggunakan kain basah, sehingga api menjadi padam.

Kandungan gas pada sumur bor milik Abd Syukur itu sempat membuat panik warga sekitar, karena mereka khawatir akan terjadi seperti di Sidoarjo, Jawa Timur.

Menurut Dandim, pihak Babinsa telah menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat di desa itu untuk tidak panik, karena kandungan gasnya kecil. Hal itu terbukti, api bisa dipadamkan hanya dengan disumbat dengan kain basah.

Rencana sumur tersebut tetap akan digunakan oleh keluarga Abd Syukur sambil menunggu kadar gasnya hilang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement