REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pemerintah Provinsi Banten langsung mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi meluasnya kasus Flu Burung atau virus H5N1, yang saat ini sedang terjadi Kota Tangerang. Kasus ini bahkan telah mengakibatkan dua orang meninggal dunia.
Sekda Banten Kurdi Matin langsung memerintahkan Kadinkes Banten dan Distanak Banten untuk menerjunkan tim ke lapangan guna melalukan langkah-langkah antisipatif agar virus ini tidak menyebar. “Kita sudah menerjunkan tim untuk memantau langsung faktor resiko yang terjadi, baik di rumah sakit awal korban dirawat dan di lingungan atau tempat tinggal korban,” kata Kurdi, Jumat (27/3).
Menurut Kurdi, sewaktu di rumah sakit, kedua korban memang sudah dicurigai mengidap flu burung sehingga harus tes darah. Ia meminta masyarakat untuk tidak resah. Karena, saat ini, Kementerian Kesehatan bersama Dinkes Provinsi dan Kota Tangerang sedang melakukan investigasi lokasi-lokasi disinggahi korban.
“Saya telah menginstruksikan petugas untuk siaga. Supaya ketika ada kejadian lainnya petugas bisa langsung mengambil tindakan,” ucapnya.
“Masyarakat juga jangan panik, kami mengimbau kepada masyarakat terutama yang berada dekat lingkungan korban, begitu juga para peternak untuk tetap waspada. Jadi jika ada kasus kematian unggas secara mendadak, sebaiknya segera melaporkan ke petugas terdekat. Apalagi, bila kematiannya dalam jumlah banyak,” kata Kurdi.
Sementara itu, Kepala Dinkes Provinsi Banten Sigit Wardjojo mengaku sudah menerjunkan tim ke Kota Tangerang untuk melakukan langkah antisipatif. “Kita begitu mendapatkan informasi tersebut langsung menerjunkan tim 2 orang dari Dinkes Provinsi untuk bersama dengan tim dari Kemenkes dan Dinkes Kota Tangerang Untuk memastikan apa yang menjadi penyebab kematian korban,” katanya.
Selain itu, timnya juga akan mengumpulkan data-data lapangan selaku upaya pencegahan penularan virus ini menyebar. Petugas medis juga sudah memberikan vaksin tamiflu terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan korban.