REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Siapa pihak yang bertanggungjawab atas penculikan dan pembunuhan dua anggota TNI Satuan Intelkam Korem 0103 Aceh Utara, di Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara mulai menunjukkan titik terang.
Meski sampai hari ini belum ditemukan, petugas Polda Aceh dibantu satuan TNI di Lhokseumawe telah mengantongi informasi yang mengarah kepada pelaku.
"Saya tidak bisa menyebutkan siapa pelaku itu, tetapi sudah mengarah ke sana," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Wuryanto di sela kunjungan kerja ke kantor Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Jumat (27/3).
Ia mengatakan segala kemungkinan pelaku lari ke luar dari Lhokseumawe sudah diantisipasi oleh TNI dan Polri. Penjagaan di jalan- jalan akses keluar dari Lhokseumawe juga sudah ditingkatkan melalui razia kendaraan.
Upaya pencarian pelaku ke dalam hutan juga dilakukan. Tetapi jumlah personilnya tidak sebanyak personil yang melakukan penjagaan dan ditempatkan di batas-batas kota untuk mempersempit ruan gerak pelaku.
"Untuk motif pembunuhan, sejauh ini kami masih melihat sebagai kriminal murni. Mudah-mudahan itu betul dan semoga tidak terlalu lama bisa tertangkap dan terungkap apa motif dari semua tindakan ini," jelasnya.
Sebab insiden yang terjadi di Lhok Seumawe ini sangat mencederai kepercayaan masyarakat. Bahkan sangat menceridai situasi kondusif yang selama ini dibangun antara semua aparat dengan masyarakat di Aceh.
"Dengan kejadian kemarin akhirnya masyarakat juga yang tidak puas dan marah serta ada juga yang khawatir jika terjadi hal-hal (situasi keamanan) seperti dulu lagi," katanya.
Terkait insiden ini pula, jajaran TNI AD di Lho Seumawe juga mengambil langkah- langkah untuk meningkatkan kewaspadaan. Yakni melalui pembinaan kepada masyarakat agar memberikan informasi guna mempercepat proses pengungkapan kasus ini.
Sementaraitu, situasi di Aceh sampai saat ini tetap aman damai dan kondusif. Tidak ada peningkatan status apapun terkait stuasi keamanan di Aceh ini. Masyarakat tetap tenang. Sejauh ini yang hilang adalah pistol korban.
Disinggung kemungkinan Gerakan Aceh Medeka (GAM) berada di balik tindak kekerasan ini, Kadspend menegaskan kemungkinan apapun bisa terjadi. Ia menjelaskan, GAM sejak ditandangani MoU Helsinki sudah bubar.
Namun ia juga tak menampik banyak anggota masyarakat yang mendaftar sebagai mantan anggota GAM. "Namun kita tidak menghubungkan ke sana. Nanti saja lah, setelah tertungkap," tegasnya.
Seperti diketahui, dua orang jenazah anggota TNI Satuan Intelkam Korem 0103 Aceh Utara ditemukan tewas setelah sebelumnya sempat diculik oleh sekawanan orang tak dikenal bersenjata, di Gampong Alue Mbang.
Jenazah keduanya, Sertu Hendrianto (36) dan Serda Indra Irawan (41), ditemukan dengan luka tembak di badan, di Desa Batee Pila, Kecamatan Nisam Antara.