REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan berplesir kian digandrungi kaum muda. Mengangkat ransel melintasi negara seolah menjadi kesenangan tersendiri. Jauh-jauh hari segala kebutuhan liburan disiapkan. Tiket pesawat murah, paspor, kamera, dan pakaian paling trendi masuk dalam catatan. Namun pernahkan memasukan vaksin sebagai bagian dari perjalanan?
Vaksin berguna untuk menangkal virus dan bakteri yang masuk kala dinegeri. Penggunaannya pun menurut Vaksionolog dr. Dirga Sakti Rame sangat penting. Negara-negara tertentu bahkan mewajibkannya sebagai syarat lolosnya visa. “Kalau mau ke Afrika harus lolos vaksin yellow fever, kalau mau ke Arab harus vaksin meningitis,” kata Dirga saat dihubungi ROL.
Namun harus disadari, meski negara-negara lain tak mewajibkan sertifikat vaksin sebagai syarat lolos visa, pemberian vaksin tetaplah penting. Karena Dirga menambahkan, jangan sampai seseorang yang tidak mendapatkan vaksin membawa ‘oleh-oleh’ penyakit baru ke Indonesia. Apalagi penularan virusnya cukup mudah, yakni melalui pertukaran udara.
Untuk tujuan wisata ke Eropa dan Amerika misalnya, Dirga melanjutkan, seorang traveler disarankan untuk mendapatkan vaksin influenza. Virus influenza mudah menyebar terutama di negara-negara empat musim.
“Memang tidak wajib dan tidak diatur oleh regulasi. Tapi vaksin melindungi dia jangan sampai disana sakit jadi terganggu perjalanannya,” kata vaksionolog lulusan University of Siena ini.
Pemberian vaksin harus masuk dalam daftar agenda liburan sejak liburan itu sendiri direncanakan. Karena vaksin perlu waktu untuk bekerja. Vaksin mulai bekerja paling tidak, kata Dirga, dua minggu setelah diberikan.
“Jadi kalau kita travelling misalnya berangkat bulan depan maka saat itu juga kita vaksin supaya saat sampai negara tujuan vaksinnya sudah bekerja,” tambah Dirga.