Selasa 24 Mar 2015 16:35 WIB

Organda Jateng Harap Wacana Sekolah Lima Hari Dihapus

Pelajar berjalan kaki usai mengikuti belajar disekolah, Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (8/5).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pelajar berjalan kaki usai mengikuti belajar disekolah, Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Organisasi angkutan darat (Organda) Jawa Tengah berharap wacana sekolah lima hari dihapus karena akan mengurangi omzet angkutan umum.

"Selama ini penumpang dari para pelajar memberikan kontribusi cukup besar pada pendapatan kami," kata Ketua bidang organisasi Organda Jateng Dedi Sudiardi di Semarang, Selasa (24/3).

Dari total penumpang yang ada, 40 persen di antaranya merupakan para pelajar. Oleh karena itu, jika wacana tersebut terealisasi maka akan langsung memengaruhi pendapatan pengusaha jasa transportasi umum.

"Misalnya untuk penumpang angkutan umum dalam kota yang berkapasitas 12 penumpang, dalam satu hari jumlah penumpang yang dibawa mencapai 72 penumpang, itu jika angkutan melakukan tiga kali putaran trayek. 40 persen dari 72 penumpang tersebut berasal dari para pelajar, ini kan sangat terasa penurunannya," katanya.

Menurutnya, karena banyaknya penumpang dari para pelajar, jika musim libur sekolah para pengusaha jasa transportasi umum tidak mengoperasikan semua armada yang dimiliki. Sebagai contoh, jika dalam satu garasi terhadap 10 armada, maka selama libur sekolah hanya lima armada yang dioperasikan.

Jika seluruh armada tetap dioperasikan maka akan sangat merugikan pengusaha jasa angkutan umum karena jumlah penumpang yang dilayani tidak optimal.

"Jadi kami berharap sekolah bisa tetap masuk enam hari, lagi pula kalau untuk merealisasikan wacana sekolah lima hari ini juga tidak mudah, karena kan banyak hal yang harus diurus," katanya.

Sementara itu, diakuinya sejak lima tahun lalu jumlah penumpang angkutan umum berkurang cukup signifikan yaitu sekitar 50 persen. Kondisi tersebut merupakan dampak dari menjamurnya sepeda motor pribadi.

"Baik itu dari kalangan pekerja maupun pelajar, jika sebelumnya lebih banyak yang menggunakan jasa transportasi umum sekarang sudah mulai beralih ke kendaraan pribadi," katanya.

sumber : a
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement