Selasa 24 Mar 2015 12:11 WIB
Golkar pecah

Setya Novanto Bisa Jembatani Agung dan Ical

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi Sekjen Partai Golkar Idrus Marham (ketiga kiri), Bendahara Partai Golkar Setya Novanto (kedua kanan), Wakil Ketua partai Golkar Syarif Sutardjo saat menyerahkan mandat kembali dalam Munas Partai
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi Sekjen Partai Golkar Idrus Marham (ketiga kiri), Bendahara Partai Golkar Setya Novanto (kedua kanan), Wakil Ketua partai Golkar Syarif Sutardjo saat menyerahkan mandat kembali dalam Munas Partai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Senior Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, Setya Novanto bisa menjembatani Agung Laksono dan Aburizal Bakrie untuk mengakhiri konflik yang terjadi di tubuh Partai Golkar.

"Meskipun surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengakui kepemimpinan Agung Laksono, Mahkamah Partai Golkar memerintahkan untuk mengakomodasi hasil Munas Bali," kata Karyono Wibowo, Selasa (24/3).

Karyono mengatakan, Setya selama ini merupakan kader Partai Golkar yang paling dekat dengan Aburizal Bakrie. Agung Laksono juga memerlukan dukungan dari Setya Novanto. Apalagi, Setya merupakan salah satu mesin ATM bagi Partai Golkar.

"Dalam politik tidak ada yang permanen, termasuk sikap politik. Bisa saja ada kompromi antara Setya dan Agung Laksono yang bisa menjembatani kepentingan Aburizal Bakrie," ujarnya lagi.

Menurut Karyono, Agung Laksono semakin berada 'di atas angin' dengan surat keputusan Menkumham yang mengakui kepengurusan Partai Golkar yang dia pimpin. Karena itu, sangat mungkin akan semakin banyak kader Golkar yang mendukungnya.

"Dalam konflik politik, magnet kekuasaan yang paling besar sangat menentukan. Saat ini, magnet yang paling besar ada pada Agung Laksono," katanya.

Karyono mengatakan, sudah memperkirakan sebelumnya bahwa konflik Partai Golkar akan dimenangkan kubu Agung Laksono. Faktor dukungan pemerintah tak bisa dimungkiri memberikan keunggulan bagi Agung Laksono.

"Pemerintah berhasil membangun keseimbangan kekuatan di parlemen. Tidak hanya keseimbangan, tetapi malah lebih kuat. Siapa pun rezimnya, bila dukungan partai di parlemen sedikit, pasti akan berupaya membangun keseimbangan," ujarnya pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement