Selasa 24 Mar 2015 11:39 WIB

Perbandingan Indonesia dan Singapura di Mata JK

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Jusuf Kalla
Foto: Antara/HO/Humas UMY Hamim Thohari
Wakil Presiden Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kepemimpinan yang kuat sangat berpengaruh dalam membangun kota cerdas. Ia pun mencontohkan peran Lee Kuan Yew, mantan perdana menteri Singapura, yang sukses menjadi pemimpin yang baik dalam membangun Singapura.

Menurut dia, majunya negara Singapura tak dapat dilepaskan dari kepemimpinan mantan perdana menteri Singapura tersebut. Kalla menilai Lee berhasil memberikan perintah yang tegas terhadap masyarakatnya sehingga masyarakatnya pun menjadi disiplin dan pembangunan negara menjadi lancar.

"Singapura adalah negara kota. Kalau bicara kota cerdas, Singapura ini kota yang cerdas. Singapura tidak akan bisa ada seperti itu tanpa leadership. Singapura jalankan hukuman yang keras kepada pelanggarnya," kata Kalla di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (24/3).

Menurut Kalla, pembangunan bangsa tak dapat berhasil dengan hanya menggunakan teknologi yang canggih. Namun, juga diperlukan kepemimpinan dan kedisiplinan yang kuat.   

Ia pun kemudian membandingkan negara Indonesia dengan negara tetangga itu. Di Singapura, pemerintah lebih banyak menggunakan kata 'tidak' ketimbang mengobral kata 'ya'. Sehingga, ketegasan tersebut membantu terbentuknya masyarakat yang disiplin.  

"Buang permen karet tidak boleh, apalagi yang lain. Di Singapura lebih banyak kata tidak dibandingkan ya," ucap Kalla.

Kalla pun meminta agar pemerintah tidak memberikan himbauan kepada masyarakat. Sebab, himbauan tidak membentuk masyarakat menjadi disiplin dan tegas.  

Pemerintah Indonesia pun seharusnya lebih banyak memberikan perintah daripada memberikan himbauan.

"Saya selalu sampaikan jangan pakai kata menghimbau kepada warga. Negeri ini bukan negeri himbauan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement