Kamis 19 Mar 2015 16:53 WIB

PGRI Cegah Ideologi ISIS Masuk Sekolah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
Para siswa belajar (ilustrasi)
Para siswa belajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia, Sulistyo menilai perlunya upaya pencegahan terhadap masuknya ideologi dari aliran-aliran tertentu, termasuk ideologi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ia menyatakan akan bertemu dengan sejumlah perwakilan PGRI provinsi guna membahas hal ini.

“Akan bertemu perwakilan PGRI provinsi untuk bicara,” jelas Sulistyo usai menemui Wapres Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Kamis (19/3).

Sulistyo menjelaskan, para tenaga pengajar dan sekolah harus lebih waspada terhadap seluruh kegiatan ekstrakulikuler yang akan dilaksanakan oleh para siswa. Sebab, kata dia, kegiatan ekstrakulikuler ini dapat menjadi media masuknya aliran-aliran tertentu dalam dunia pendidikan.

“Tentu kita mempunyai tanggung jawab moral untuk membimbing mereka termasuk melalui kegiatan keagamaan agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak masuk di rana pendidikan,” jelas dia.

Kendati demikian, ia mengatakan PGRI hingga kini belum menemukan data adanya penggunaan kegiatan ekstrakulikuler yang dimanfaatkan oleh sejumlah oknum tertentu. Namun, peningkatan kewaspadaan tetap perlu dilakukan guna mencegah.

“Langkah waspada perlu kita lakukan karena saya prihatin sering kali diingatkan bahwa aktivitas-aktivitas keagamaan di kampus, di sekolah itu bisa menjadi media untuk masuknya ideologi maupun aliran-aliran yang bisa mengarah kepada hal-hal yang tidak baik,” katanya.

Menurut dia, selama ini pemerintah justru lemah dalam upaya pencegahan. Sehingga, pemberian bekal pencegahan terhadap para siswa sangatlah penting. Kendati demikian, upaya pencegahan masuknya ideologi ISIS ini tak perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.

“Sesungguhnya kurikulum itu tidak perlu diberi beban, muatan semua hal,” kata Sulistyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement