REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pakar pertanian dari Universitas Lampung (Unila) Prof Dr Wan Abbas Zakaria mengingatkan, pembangunan jalan tol di Lampung jangan sampai menggusur areal pertanian khususnya persawahan kelas satu, karena akan mengganggu pencapaian swasembada beras nasional.
"Seharusnya jalan tol di Lampung yang akan dibangun bila melewati areal pertanian kelas satu atau areal persawahan dinaikkan ke atas menjadi jalan layang, sehingga tidak mengganggu kawasan produksi pangan di Lampung ini," ujar Dekan Fakultas Pertanian Unila itu, dalam seminar dan dialog diselenggarakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung, di Bandarlampung, Kamis (19/3).
Prof Abbas mengingatkan, dampak pembangunan jalan tol itu dapat menimbukan konversi lahan yang luar biasa pada kawasan yang dilalui, termasuk menggusur areal pertanian di sekitarnya.
"Semua dampak itu terutama alihfungsi lahan persawahan harus diantisipasi sejak dini, agar target pencapaian produksi beras Lampung dapat dicapai," ujar dia lagi.
Berkaitan rencana pembangunan jalan tol di Lampung dari Bakauheni Lampung Selatan-Terbanggi Besar Lampung Tengah hingga ke Kayuagung Sumatera Selatan, oleh Presiden Joko Widodo diharapkan pada April sudah dimulai "groundbreaking"-nya, Pemprov Lampung menjamin pembangunan jalan tol Sumatera ini tak mengganggu lahan pertanian terutama arel sawah di daerah itu.
"Saya jamin pembangunan jalan tol tak mengganggu target penambahan produksi padi satu juta ton yang sudah dicanangkan sebelumnya. Potensi kehilangan lahan pertanian akibat adanya alihfungsi di sejumlah titik sentra pertanian di Lampung juga tak berpengaruh karena ada ekstensifikasi," kata Asisten II Bidang Ekubang Sekprov Lampung Adeham, di Bandarlampung, pekan lalu.
Ia mengatakan bahwa pembangunan jalan tol Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sekitar 150 kilometer dijamin tak akan mengorbankan lahan pertanian dan mengganggu target swasembada dengan penambahan produksi satu juta ton gabah kering giling hingga tahun 2016.