Kamis 19 Mar 2015 11:45 WIB

Lama Tinggal Wisatawan di Yogyakarta Masih Rendah

Rep: Heri Purwata/ Red: Yudha Manggala P Putra
Yogyakarta (Ilustrasi)
Yogyakarta (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ichsanuri mengatakan lama tinggal wisatawan di Yogyakarta masih rendah. Angka lama tinggal masih berkisar 2, (dua koma) hari sehingga dana yang dibelanjakan sangat minim.

Ichasanuri mengemukakan hal tersebut ketika menjadi keynote speaker pada seminar 'Kebijakan Fiskal dan Perkembangan Ekonomi Terkini' di Yogyakarta, Kamis (19/3). Seminar menampilkan Luky Alfirman (Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan), Artidiatun Adji (Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Ahmad Yani.

Rendahnya lama tinggal wisatawan karena wisatawan hanya berkunjung ke tempat-tempat tujuan wisata yang besar seperti Candi Prambanan, Keraton, Malioboro dan Candi Borobudur. "Setelah berkunjung ke tempat wisata populer kemudian kembali ke Bali. Untuk menaikan menjadi 2,5 hari sulit," kata Ichsanuri.

Untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan, Ichsanuri mengusulkan agar ditumbuhkan paket-paket wisata kecil seperti ke desa-desa wisata. "Selama ini, desa-desa wisata di Yogyakarta belum terkemas dengan baik," katanya.

Lama tinggal, kata Ichsan, sangat penting untuk terus ditingkatkan. Sebab dengan tinggal yang lebih lama wisatawan bisa membelanjakan uangnya lebih banyak. Sehingga peredaran uang ini akan menggerakan perekonomian di DIY lebih cepat.

Meningkatkan lama tinggal wisatawan di Yogyakarta ini menjadi hal yang sangat penting. Menyusul adanya pelarangan rapat-rapat di hotel membuat acara MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) Yogyakarta mengalami penurunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement