REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi dan Informasi PPP kubu Djan Faridz, Sudarto mengatakan bahwa pertemuan pengurus PPP di Batam bukanlah islah.
"Pertemuan di Batam tersebut hanyalah silaturahim umat Muslim yang dihadiri oleh pejabat PPP, bukan islah," kata Sudarto, usai mengadakan aksi di Kemenkumham, Jakarta, Senin (16/3).
Ia juga berpendapat, PPP kubu Djan Faridz tetap membuka peluang islah, namun belum ada tanggapan dari PPP Muktamar Surabaya. "Hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari PPP Muktamar Surabaya," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PPP hasil Muktamar Jakarta Djan Farid dan Wakil Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Surabaya Emron Pangkapi, sama-sama menghadiri muktamar Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (13/3). Pada pembukaan Muktamar Parmusi itu, hadir juga kader senior PPP antara lain mantan Ketua Umum DPP PPP Hamzah Haz dan Ketua Dewan Pertimbangan Parmusi Bachtiar Chamzah.
Pada pertemuan kedua tokoh tersebut yang dimediasi sejumlah tokoh senior PPP dibahas perihal perselisihan di internal PPP dan diduga dicapai kesepatan untuk islah. "Kami menyadari perpecahan akan memporandak-porandakan umat Islam, khususnya kader PPP."
Menurut Djan, perselisihan yang terjadi di internal PPP sesungguhnya hanya kesalahan komunikasi karena adanya campur tangan pihak luar. Mantan Menteri Perumahan Rakyat ini juga memberikan apresiasi kepada para kader senior yang memediasi.
"Turunnya para kader senior menunjukkan kepedulian mereka kepada keutuhan PPP. Sejak awal saya yakin bahwa perselisihan PPP akan dapat diselesaikan," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya, Emron Pangkapi, menyatakan bersyukur dengan kesepakatan bersama yang lahir di tengah Muktamar Parmusi. "Dengan bersatunya PPP, saya yakin cita-cita PPP menjadi rumah besar umat Islam akan tercapai," ujarnya.