Jumat 13 Mar 2015 09:41 WIB

Duh, Pemburu Batu Akik Mulai Buru Situs Bersejarah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Pengunjung memilih bahan batu akik pada pameran batu mulia atau batu akik 'Gem Stone Festival' yang digelar Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung, Selasa (24/2).  (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pengunjung memilih bahan batu akik pada pameran batu mulia atau batu akik 'Gem Stone Festival' yang digelar Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung, Selasa (24/2). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Demam fenomena batu akik kini mulai  mengganggu situs bersejarah di Jawa Barat. Balai Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional Jawa Barat mengendus para pemburu batu akik dan batu mulya mencoba menggali di tempat situs-situs bersejarah.

Menurut Kepala Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional Jawa Barat, Agus Hanafiah, Ia mendengar kabar jika demam batu akik telah merusak situs-situs di beberapa provinsi. Ia pun, khawatir situs-situs di Jabar dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

"Saya coba berkomuikasi dengan juru pelihara (jupel) yang menjaga situs-situs bersejarah,"

ujar Agus saat dihubungi wartawan, Jumat (13/3).

Menurut Agus, Ia telah mencoba melakukan peninjauan di Curug Dago pada Jumat lalu, Ia meninjau kesana sekitar pukul 11 malam ternyata ada orang yang mencoba menyelundup masuk kesana dengan membawa palu dan pahat. "Khawatirnya mereka mecoba  mengambil batu di situs," katanya.

Agus mengatakan, di Curug Dago ada prasasti yang sangat menarik. Wilayah yang kini dijadikan objek wisata ini sempat disinggahi oleh dua raja yakni dari raja ke 5 dan raja ke 7 Thailand. Sebelum dikukuhkan menjadi raja mereka sempat bersemedi di Curug Dago. Bahkan, situs yang ada di sana dibawa langsung dari Thailand.

"Disana ada Cangkup atau bangunan yang didatangkan langsung dari Thailand.  Di sekitar cangkup tersebut terdapat bebatuan," katanya.

Tak hanya di kawasan Curug Dago, kata dia, Ia juga mendapatan laporan dari Jupel dugaan pencurian bongkahan batu terjadi di wilayah Garut dan Subang. Ia, mendapat laporan di Garut juga yang mencoba masuk ke situs Kampung Adat Dukuh membawa pahat dan palu yang hendak mencari batu.

Namun, kata Agus, dengan sigap para Jupel mengusir para pemburu batu tersebut. Memang, hingga saat ini Agus belum mendapatkan laporan perusakan situs akibat para pemburu batu. Namun, Ia mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak menganggu situs-situs lantaran hal tersebut merupakan sejarah peradaban manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement