Rabu 11 Mar 2015 07:50 WIB

Hadapi MEA, Cermati Peredaran Makanan

Rep: C70/ Red: Yudha Manggala P Putra
Makanan berbahaya  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Makanan berbahaya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Meghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir 2015, masyarakat di Sumatera Barat diminta cermat dalam memilah peredaran makanan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Mudrika mengatakan, dewasa ini banyak isu peredaran makanan maupun barang yang berbahaya. Terlebih, kata dia, baru-baru ini beredar isu makanan kaleng yang membawa virus HIV/AIDS sudah menghiasi media.

"(Harus cermat) mengingat ini bisa saja, hanya sebagai isu dagang yang dimainkan oknum," ujar Mudrika di Padang, Sumbar, Rabu (11/3).

Dikatakannya, pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan Disperindag kabupaten/kota untuk mengawasi peredaran makanan dan barang. Sebab, hal ini berhubungan dengan keamanan masyarakat.

Ia melanjutkan, meskipun Sumbar tidak memiliki importir makanan kaleng yang diisukan, namun peredaran barang ini masih mungkin masuk ke Sumbar. Karena, banyak barang impor yang masuk ke Sumbar, berasal dari Pekanbaru dan Jakarta.

"Kita mengimbau pemerintah Kota Padang, dan Kota Bukittinggi untuk lebih aktif melakukan pengawasan perdagangan," tuturnya.

Ia menjelaskan, konsep MEA tidak semena-sema membiarkan semua barang dapat masuk dengan bebas ke Sumbar. Ada sejumlah seleksi terhadap barang-barang asing yang masuk ke Sumbar. "Memang, namanya perdagangan bebas, namun tidak semua barang dibebaskan masuk," jelas Mudrika menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement