Selasa 10 Mar 2015 17:37 WIB

Transjakarta Minta Jaminan APM Bus

Bus TransJakarta keluaran 2004 melintas di Jalan Rasuna Said, Jakarta Pusat, Ahad (14/12).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Bus TransJakarta keluaran 2004 melintas di Jalan Rasuna Said, Jakarta Pusat, Ahad (14/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transjakarta meminta jaminan setiap Agen Pemegang Merk (APM) yang melakukan pengadaan bus untuk kelayakan setiap armada yang mereka jual.

"Kami minta semua APM untuk menjamin setiap unit yang mereka jual pada Transjakarta adalah barang yang terjamin, bukan cacat produksi," kata Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Nicholas Stefanus Kosasih, di Kantor Transjakarta, Selasa (10/3).

Hal tersebut dikatakan Kosasih agar setiap armada yang beroperasi untuk melayani rute Transjakarta terjamin keamanannya. "Kita tidak ingin kejadian seperti terbakarnya satu unit bus gandeng Zhong Thong beberapa hari lalu terulang. Makanya kita minta jaminan APM," katanya.

Sebelumnya dikabarkan satu unit bus gandeng Zhong Thong terbakar pada 8 Maret 2015 pukul 07.15 WIB di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, yang melayani koridor IX. PT Transjakarta menduga api berawal dari exhaust engine dekat turbo yang tidak terdeteksi mekanik karena berada di bagian dalam mesin.

Kosasih mengatakan APM Zhong Thong yaitu PT Mobilindo Armada Cemerlang siap bertanggung jawab dengan mengganti dan memperbaiki unit bus yang rusak serta memeriksa yang lainnya.

Transjakarta juga menyambut baik kesiapan APM Zhong Thong tersebut, namun mereka masih tetap meminta agar PT Mobilindo Armada Cemerlang bisa memberi jaminan, jika armada yang dipasok memiliki standar kualitas dan keselamatan yang aman.

Selain itu, APM tersebut juga diminta untuk bersedia menanggung risiko yang mungkin terjadi diakibatkan oleh masalah produksi. "Kami minta seperti itu juga pada semua APM," ujar Kosasih.

APM Zhong Thong sendiri dikabarkan telah mengkarantina bus nahas yang terbakar tersebut untuk dibongkar dan diperiksa satu per satu dari seluruh unit dari batch pengiriman yang sama demi memastikan apakah ada cacat produksi atau tidak.

"Ke-30 bus dari batch tersebut saat ini telah dikarantina di daerah Pinang Ranti dan diperiksa oleh mekanik dari Tiongkok dan Korea sebagai pemasok mesinnya. Untuk perkembangannya kita tidak tahu, kita saja gak boleh masuk ke sana," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement