Jumat 06 Mar 2015 15:36 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Pemerintah Harus Berempati kepada Brasil dan Australia

Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno (kanan) bersama Menkum HAM Yasonna Laoly bahas hukuman eksekusi mati di Jakarta, Jumat (9/1).
Foto: Antara
Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno (kanan) bersama Menkum HAM Yasonna Laoly bahas hukuman eksekusi mati di Jakarta, Jumat (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga hubungan baik kepada semua negara di dunia adalah keniscayaan. Tidak terkecuali Brazil dan Australia yang kebetulan warga negaranya akan menghadapi eksekusi mati dalam waktu dekat.

"Seni berdiplomasi harus dimainkan. Hubungan diplomasi harus tetap penuh dengan keakraban," ujar Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Zain Maulana, saat dihubungi Jumat (6/3).

Dua negara itu dinilainya sama-sama penting bagi pembangunan Indonesia. Berbagai macam cara harus ditempuh untuk tetap menjaga hubungan baik dengan mereka. "Pemerintah harus menunjukkan kekuatannya berdiplomasi," imbuh Zain.

Jangan sampai ada pihak yang merasa kecewa kemudian bertindak emosional dengan memutus hubungan diplomatik. Hal ini dinilainya sebagai langkah yang keliru. Zain menegaskan jangan sampai ada pemikiran untuk memutus hubungan diplomatik dengan negara apapun.

Justru Indonesia harus tampil membuka diri untuk merangkul berbagai negara. Indonesia dinilainya harus menjadi teman bagi negara - negara di dunia. Hal ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat Indonesia di mata dunia.

Dalam waktu dekat, pemerintah akan mengeksekusi mati sejumlah terpidana kasus peredaran gelap narkoba. Sebagian dari mereka adalah warga negara Australia dan Brazil.‎ Mereka saat ini sudah berada di Nusakambangan, tempat yang biasa digunakan untuk eksekusi mati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement