Kamis 05 Mar 2015 19:03 WIB

Kompetisi Drone akan Digelar di Pulau Mandeh

Salah satu drone milik anggota APDI.
Foto: APDI
Salah satu drone milik anggota APDI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengguna drone (pesawat tanpa awak) di Indonesia kini mulai menjamur. Baik pengguna amatir maupun profesional jumlahnya semakin banyak. Hampir semua drone di Indonesia menganut sistem dan teknologi tinggi.

Fakta tersebut yang membuat didirikannya Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI), yang memiliki tujuan menjadi lembaga sertifikasi pengguna drone. Di sisi lain, Gadgetcity adalah salah satu agen tunggal pemegang merek (ATPM) resmi drone di Indonesia yang mendistribusikan dua brand terkenal di dunia. Drone yang dijual itu adalah produski Parrot dan DJI.

President Team Member APDI Awi Wicaksono mengatakan, kolaborasi antara APDI dan Gadgetcity memiliki misi membesarkan komunitas pilot drone di Indonesia. Saat ini, terdapat sekitar 11 ribu penggemar drone di media sosial. Hanya saja, lantaran terkendala harga, pemilik drone diperkirakan hanya 1.000 orang saja.

"Kita ingin komunitas ini berbadan hukum. Dari 11 ribu yang suka, hanya 10 persen pemilik drone karena mahal. Tak semua orang bisa beli," kata Awi di Jakarta, Kamis (5/3).

Awi pun berharap dengan kerjasama tersebut bisa memberikan wadah bagi pecinta drone untuk mengasah skill mereka dalam mengoperasikan pesawat miliknya. Dia ingin agar komunitas pecinta drone semakin besar dan terwadahi dengan dikelola secara lebih intens.

"Ada beberapa orang menghubungi saya, ada mahasiswa juga yang ingin gabung. Asal benda terbang, kami akan wadahi," ujarnya.

Direktur Operasional Gadgetciti Suwardi Suryadi menyatakan, drone yang beredar di Indonesia memang harganya cukup mahal. Rentangannya sekitar Rp 5,5 juta untuk yang termurah dan tipe canggih drone DJI Phantom 2 dengan harga Rp 40 juta yang dilengkapi kamera.

Sejak menjadi agen distribusi tahun 2013, kata Suwardi, perkembangan penjualan drone di Indonesia cukup menggembirakan. Meski pembelinya terbatas, ia optimistis pasar drone masih cukup luas untuk digarap.

Karena itu, selain membuka kantor di Jakarta, lanjut dia, akan menyusul kantor di Medan, Surabaya, dan kota besar lain. "Peminat banyak, mulai 2014, kita doble sampai triple omzet. Awal tahun ini masih slow, karena kendala sertifikasi tim kita yang butuh waktu dua bulan," katanya.

Dia pun menyinggung soal event perlombaan yang digelar sebagai bagian awal dari jangka panjang kerjasama dengan APDI. Karena itu, pihaknya segera menggelar Aerial Visual Drone Challenge dengan tema 'Jelajah Indahnya Indonesiku' yang akan diikuti ratusan pemilik drone.

Mereka diberi kesempatan mengexplore keindahan kota di masing-masing wilayah tempat tinggal mereka, dan mensubmit hasil photo sky view serta aerial video klip mereka ke www.gadgetciti.co.id. Kegiatan itu juga sebagai bentuk kepedulian pihaknya terhadap keanekaragaman keindahan pariwisata Nusantara.

"Nanti akan dilakukan polling 10 hasil terbaik melalui sosial media terbaik pilihan juri. Sebanyak 20 peserta terbaik Aerial Visual Drone Challenge akan mengikuti grand final di Pulau Mandeh, Sumatra Barat untuk memperebutkan produk terbaru drone dari DJI dan Parrot."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement