Kamis 05 Mar 2015 14:08 WIB

Menteri Susi Kecewa dengan Produsen Pakan Ikan

Rep: C85/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan kunjungan ke Pulau Batu Bertuah yang merupakan salah satu pulau kecil terluar di daerah Lampung, Kamis (4/3).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan kunjungan ke Pulau Batu Bertuah yang merupakan salah satu pulau kecil terluar di daerah Lampung, Kamis (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku kecewa dengan para produsen pakan ikan untuk menurunkan harga jual. Padahal menurut Susi, produsen pakan ikan sudah sepakat dengannya untuk menurunkan harga pakan secara bertahap.

"Untuk bulan Maret, harusnya turun seribu rupiah. Dari 9 ribu menjadi 8 ribu per kilogram. Tapi laporan di lapangan, harga pakan belum turun," ujar Susi di kantornya, Kamis (5/3).

Penurunan harga pakan, lanjut Susi, penting dilakukan untuk mendorong para pembudidaya ikan. Selama ini, keuntungan yang didapat oleh para pembudidaya hanya 20 persen dari total biaya produksi. Padahal, Susi menyebut bahwa pembudidaya harus mendapat untung paling tidak 30 hingga 40 persen.

"Karena kita tidak segan membantu pembudidaya. Bahkan kalau untuk impor akan membantu, kenapa tidak," ujar Susi.

Susi menambahkan, selama ini 80 persen biaya produksi habis untuk pengeluaran pakan ikan. Untuk itu, ada dua cara yang bisa digunakan untuk menekan biaya produksi ini. "Pertama dengan menaikkan harga jual ikan. Kedua dengan menekan harga pakan. Opsi kedua lebih mungkin. Kalau harga jual dinaikkan, itu akan merusak rantai bisnis," ujar Susi.

Susi sekali lagi mendesak kepada para produsen ikan untuk menurunkan harga jual pakan ikan sesuai dengan kesepakatan Februari lalu. Berdasarkan kesepakatan, Maret ini harga pakan turun menjadi Rp 8 ribu per kg, dan April nanti kembali turun menjadi Rp 7 ribu per kg.

"Sanksi tegas nanti mereka akan terlibas kemandirian para pembudidaya, kita himbau dulu, kita tetap membina," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement