REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) di Australia untuk waspada dan berhati-hati pascapeletakan balon berisi cairan merah di depan Konsulat Jenderal RI di Sydney.
"Waspada dan hati-hati saja. Namun, tidak ada apa-apa (ancaman kepada WNI di Australia)," kata Tedjo yang ditemui di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (4/3).
Menurut Tedjo, insiden pelemparan balon tersebut merupakan hal yang biasa ketika terjadi perselisihan pendapat.
"Biasalah, seperti pendemo yang melempar telur busuk, sama aja. Ini pakai balon berwarna," kata Menkopolhukam.
Sebelumnya, kantor Konsulat Jenderal RI di Sidney dilempari balon berisi cairan berwarna merah.
Data yang diperoleh dari rekaman CCTV memperlihatkan balon tersebut diletakkan oleh seorang perempuan pada Senin malam (2/3). Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney berada dalam pengawasan dan penjagaan polisi setempat, setelah insiden tersebut.
KJRI Sydney pertama kali melihat benda berupa balon sebanyak delapan sampai 10 buah pada pukul 05.40 (waktu setempat) pada Selasa (3/3). "Salah satu balon yang pecah mengeluarkan cairan berwarna merah. Bercak cairan merah itu menyerupai darah dan tercecer pada gerbang masuk kantor," tutur Konsul Jenderal RI di Sydney Yayan GH Mulyana dalam pernyataan pers.
Tim forensik kepolisian Australia telah memeriksa cairan tersebut, dan belum ada keterangan lanjutan mengenai zat cairan merah yang menyerupai darah tersebut hingga berita ini diturunkan. Pihak Konjen RI menilai insiden pelemparan tersebut lebih sebagai suatu gangguan dan bukan teror.