REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur, memilih anggota DPR Arzetti Bilbina dibandingkan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Arzetti akan dipersiapkan sebagai calon wali kota Surabaya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya 2015.
"Sampai saat ini, nama Arzetti masih yang tertinggi untuk kami timang-timang maju Pilwali Surabaya dibanding Risma," ujar Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar kepada wartawan di Surabaya, Rabu (4/3).
Selain karena faktor kader internal, dipertimbangkannya nama Arzetti karena elektabilitasnya semakin meningkat, dan hanya selisih 11 persen di bawah Risma yang berada di peringkat atas dengan 33 persen. "Elektabilitas Arzetti semakin melonjak. Di pra survei internal, dia sudah meraih 22 persen. Insya Allah dua bulan ke depan sudah bisa dikejar, bahkan melampaui," katanya.
Kakak kandung Ketua Umum DPW PKB Muhaimin Iskandar itu merinci, sebulan lalu elektabilitas Risma selaku petahana, unggul jauh dibandingkan nama-nama lain. Termasuk Arzetti Bilbina, Indah Kurnia, Masduki Thoha, mantan menteri pendidikan, Muhammad Nuh dan lainnya.
"Melihat hasil tersebut, peluang Arzzeti untuk diusung PKB sangat besar," tukas Gus Halim, panggilan akrabnya.
PKB yakin, dengan modal yang dimiliki sekarang ini ditambah semakin gencarnya sosialisasi ke masyarakat, nama Arzzeti yang juga publik figur akan menjadi penantang serius Risma. Tidak itu saja, ia optimistis semua elemen yang ada di struktur PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) akan 'all out' meyakinkan rakyat, bahwa Surabaya butuh pemimpin baru.
"Ditambah dengan upaya Arzzeti yang fokus menggarap komunitas di luar NU maka lengkap sudah kekuatannya," ucapnya.
Di bagian lain, munculnya beberapa nama tokoh media di Surabaya untuk maju dalam Pilwali Kota Surabaya dinilai terinspirasi kesuksesan Arif Afandi, wartawan yang sukses duduk sebagai wakil wali kota Surabaya berpasangan dengan Bambang Dwi Hartono pada periode 2005-2010.
Saat ini sudah muncul empat nama kandidat dari wartawan, yakni Dhimam Abror Djuraid (mantan Pimred Jawa Pos, Suara Indonesia, Surya, Surabaya Post), Azrul Ananda (Direktur Jawa Pos), Sukoto (Direktur Memorandum) dan Budi "Uglu" Sugiharto (Kabiro Detiksurabaya).
"Sepertinya mereka ini terinspirasi kesuksesan yang pernah diraih Arif Afandi. Selain itu, masyarakat Surabaya karakteristiknya lebih 'melek' media sehingga ada kecenderungan akan mudah menggiring opini untuk berbuat sesuatu yang positif," katanya.