Rabu 04 Mar 2015 14:28 WIB

Keluarga tak Tahu Tatang Seorang Sniper

Rep: c12/ Red: Angga Indrawan
Tatang Koswara saat tampil di acara 'Hitam Putih' pada Selasa (3/3) malam WIB.
Tatang Koswara saat tampil di acara 'Hitam Putih' pada Selasa (3/3) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penembak andal dunia asal Indonesia, Tatang Koswara meninggal dunia usai menjadi tamu di acara talk show 'Hitam Putih', salah satu program stasiun televisi nasional, Selasa (3/3) malam WIB. Meski namanya telah mendunia, namun ternyata pihak keluarga sempat tak tahu bahwa Tatang merupakan seorang sniper.

Istri dan anak, tak ada satupun yang tahu Tatang bertugas sebagai sniper. Mereka cuma tahu, Tatang pergi bertugas untuk membela negara.

"Tahunya bapak pergi bertugas ke Timor-Timur saat itu," kata anak ketiga Tatang dari empat bersaudara, Tubagus Abdi Yuda, Rabu (4/3) siang di kediamannya di komplek TNI AL, Cangkuang, Bandung.  

Ketika Yuda kecil, ayahnya memang selalu keluar kota untuk bertugas. Saat itu, Timor-Timur menjadi daerah langganan Tatang bertugas. Selama bertugas, Tatang tidak pernah memberitahu keluarganya bertugas sebagai apa dia. "Waktu saya SD, saya sering ditinggalin," kata Yuda.

Barulah belakangan, Tatang mulai mengeluarkan jati diri apa sebenarnya peran dia di medan perang. Tubagus sempat terkejut ketika mendengar ayahnya benar-benar seorang sniper. "Pertama karena misi negara, dan ini karena menyangkut nyawa seseorang, ujar Yuda.

Yuda pun menjelaskan alasan kenapa ayahnya merahasiakan pekerjaannya itu. Jika sejak awal Tatang memberitahu keluarganya tentang pekerjaannya itu, tentu itu akan membahayakan kondisi keluarganya. Menurut Yuda, ayahnya sengaja memberitahu pekerjaannya saat anak-anaknya sudah besar. Tapi Yuda bangga karena ayahnya menjadi sniper legendaris di Indonesia.

Yuda sempat mengetahui peran ayahnya lewat informasi dari keponakannya yang membaca majalah Angkasa edisi 2008. Di majalah itu, ada daftar nama-nama sniper Indonesia, termasuk nama ayahnya.

Bagi Yuda, Tatang adalah seorang ayah yang tegas dan disiplin. Ketika Yuda masuk ke jenjang SMP, ia selalu bangun pagi untuk menyemir sepatu ayahnya. "Pas SMA, saya selalu mencuci mobil ayah. Bangun pagi jadi langsung gitu, itu terus. Disiplin nomor satu," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement