REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Kebijakan mendukung investasi yang diterapkan Kabupaten Boyolali menyebabkan banyak perusahaan berdiri di daerah itu. Namun sayangnya tidak dibarengi oleh peningkatan tenaga kerja sehingga masih ada kekurangan belasan ribu tenaga kerja.
"Pemkab proinvestasi berdampak banyaknya industri baru berdiri sejumlah wilayah ini, tetapi tidak dibarengi ketersediaan tenaga kerja," kata Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Boyolali, Purwanto, Selasa (3/3).
Menurut Purwanto, mayoritas perusahaan atau industri baru yang tersebar di wilayah Boyolali membutuhkan banyak tenaga kerja, terutama pabrik garmen. "Kami mencatat sejumlah pabrik garmen di Boyolali masih kekurangan sekitar 12 ribu tenaga kerja," katanya.
Menurut Purwanto, tenaga kerja di Boyolali sebenarnya sudah tersedia, tetapi mereka kurang berminat terhadap tawaran lowongan pekerjaan di pabrik garmen tersebut. Selain itu, kekurangan tenaga kerja di perusahaan garmen kebanyakan untuk yang berjenis kelamin perempuan sedangkan tenaga kerja laki-laki yang memiliki ketrampilan khusus sebagai operator mesin masih tersedia cukup.
Untuk menutup kekurangan itu, Pemkab Boyolali melakukan sosialisasi ke masyarakat di 19 kecamatan di Boyolali. "Kegiatan sosialisasi dilakukan di kecamatan-kecamatan untuk memberikan informasi adanya lowongan pekerjaan. Hal ini diharapkan dapat menekan angka pengangguran di Boyolali," kata Purwanto.
Ia mengaku masih mengupayakan untuk penyediaan tenaga kerja itu dari warga Boyolali dan belum mendatangkan dari daerah lain. "Kami masih akan menunggu hingga akhir 2015 ini," katanya. Jika tenaga kerja belum memadai, Boyolali terpaksa menjalin perjanjian kersama dengan daerah lain yang siap menyediakan tenaga kerja," katanya.
Penyediaan tenaga kerja di Boyolali itu menjadi hal penting karena akan berdampak atau berpengaruh terhadap berkurangnya investasi jika terus menerus terjadi keterbatasan. "Banyaknya pabrik yang berdiri di Boyolali harus dibarengi dengan ketersediaan tenaga kerja. Hal ini akan menjadi kendala bagi perusahaan yang baru berdiri di wilayah ini," kata Purwanto.