REPUBLIKA.CO.ID, REJANGLEBON -- Perkembangan harga jual beras ditingkat pedagang eceran di dalam Kota Curup Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini mengalami kenaikan hingga Rp 11.250 per kilogram dari harga sebelumnya.
"Saat ini harga beras IR asal Talang Benih sudah Rp 180 ribu per kaleng ukuran 16 kg atau Rp 11.250 per kilogram (kg), harga beras ini terus naik sejak dua minggu lalu," kata Wartini (55) pedagang beras di Kelurahan Airbang Kecamatan Curup Tengah, Ahad (2/3)
Kenaikan harga beras jenis lokal di daerah tersebut, kata dia, karena saat ini sedang musim panen padi sudah berakhir sehingga pasokan beras dari petani di Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup Utara mulai sedikit, kalaupun ada harganya sudah naik.
Adanya kenaikan harga beras jenis lokal ini tambah dia, membuat tingkat penjualan menurun karena pelanggannya beralih ke beras jenis serupa walaupun kualitas lebih rendah, terutama beras dari daerah Lampung serta beras dari Belitang, Sumsel dengan harga jual rata-rata Rp 10.500 per kg dari harga sebelumnya Rp 9.500 per kg .
Sementara itu menurut Mulyadi (47) pemilik usaha penggilingan padi di jalan lingkar Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang, saat ini usaha penggilingannya mengalami penurunan omzet akibat sedikitnya petani yang menggiling padi.
"Sudah hampir sebulan ini pasaran sepi, warga yang datang untuk menggiling padi paling banyak dua atau tiga orang bahkan kadang tidak ada yang menggiling. Tetapi usaha penggilingan ini tetap jalan, karena selain menggiling padi kami juga melayani penggilingan biji kopi kering," ujarnya.
Kalangan petani padi yang menjadi langganannya di daerah itu kata dia, selain berasal dari sekitar kawasan Air Meles, juga berasal dari kawasan irigasi Musi Kejalo di Desa Cawang Lama bahkan ada yang datang dari luar kabupaten seperti dari Kabupaten Lebong.
Jika lagi musim panen padi tiba setiap bulannya usaha penggilingannya itu tambah dia, bisa menghasilkan hingga 10 ton beras, namun sejak musim panen telah berakhir seperti sekarang produksinya turun drastis hingga paling banyak 1,5 hingga 3,5 ton per bulan.