Ahad 01 Mar 2015 19:49 WIB

Perkuat Pariwisata, Yogya Kembangkan Tujuh Produk Unggulan

Rep: Yulianingsih/ Red: Esthi Maharani
Monumen batik Yogyakarta.
Foto: Antara
Monumen batik Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pada 2015 ini, Pemkot Yogyakarta akan fokus mengembangkan tujuh produk unggulan untuk memperkuat pariwisata di kota tersebut. Ketujuh produk ini merupakan produk yang banyak diminati wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta dan sudah menjadi ikon Yogya.

"Penetapan produk unggulan ini melalui banyak kajian termasuk oleh Bank Indonesia dan UGM," ujar Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Suyana, Ahad (1/3).

Ketujuh produk unggulan ini adalah batik, fashion, perak, bakpia, dan gudeg. Penetapan produk unggulan itu diyakini berdampak pada peningkatan dukungan dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kota Yogyakarta akan fokus untuk mengembangkan kerajinan batik dan perak. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun mengatakan, batik dipastikan tetap menjadi fokus pengembangan produk di Yogya. Selain kaya akan budaya dan nilai-nilai leluhur, pelaku batik di Yogyakarta juga sangat banyak.

Menurutnya, salah satu  pengembangan batik akan dilakukan dengan menggelar lomba desain motif batik yang menggabungkan motif batik khas Yogyakarta dengan desain baru yang inovatif.

    

Motif batik yang dinyatakan sebagai pemenang akan digunakan sebagai batik seragam pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, untuk pengurus Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan untuk pengurus Dekranasda Kota Yogyakarta.

    

Lomba desain motif batik tersebut rencananya digelar mulai pertengahan April dan tidak hanya diikuti warga Kota Yogyakarta saja, tetapi terbuka untuk umum.

    

"Yang pasti, desain motif batik yang akan diikutkan lomba itu harus memiliki filosofi tersendiri. Peserta juga harus benar-benar memikirkan agar motif tersebut tidak hanya bagus saat digambar saja tetapi juga bagus saat sudah dituangkan di kain sebagai batik," katanya.

Untuk perajin perak, pengembanganya membutuhkan banyak perhatian dari pemerintah. Pasalnya, masih banyak perajin yang kesulitan memperoleh bahan baku.

 

"Bahan baku sulit diperoleh, dan harganya seringkali tidak stabil sehingga menyulitkan perajin. Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih untuk kerajinan ini," katanya.

 

Diakuinya, produk kerajinan perak dari Kota Yogyakarta sudah cukup banyak diminati oleh konsumen terlebih pembeli dari manca negara.

    

"Jika dari sisi desain, para perajin sudah cukup mampu bersaing, hanya saja yang mereka butuhkan adalah ketersediaan bahan baku," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement