Ahad 01 Mar 2015 15:32 WIB

Pengamat: Amien Rais Jadi Dalang Kerusuhan Kongres PAN

Rep: C02/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum PAN Hatta Rajasa menjabat tangan Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan, yang maju sebagai calon ketua umum periode 2015-2020.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum PAN Hatta Rajasa menjabat tangan Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan, yang maju sebagai calon ketua umum periode 2015-2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres ke-IV Partai Amanat Nasional (PAN) di Nusa Dua, Bali, diwarnai aksi saling lempar kursi, yang menyebabkan timbulnya korban luka-luka.

Pengamat politik universitas Jayabaya, Lely Arienie menilai Amien Rais menjadi 'dalang' kekisruhan di kongres partai berlambang matahari itu.

Menurutnya, Amien berkali-kali mengeluarkan pernyataan yang tidak baik bagi kedua calon ketua umum. Seperti mengatakan Muhammad Hatta Rajasa berbohong dan menuding Zulkifli Hasan akan berpihak ke Koalisi Indonesia Hebat.

"Seharusnya Amien tidak boleh keluarkan pernyataan yang tidak baik bagi kedua calon ketua umum," ujarnya kepada ROL , Ahad (1/3).

Ia melanjutkan, sosok Amien seharusnya bisa menjadi mediator jika kedua belah pihak bertentangan. Tapi, tokoh reformasi tersebut malah yang menjadi pemicu panasnya pemilihan ketua umum PAN.

Lely menilai kata-kata yang dikeluarkan Amien Rais memicu suasana pemilihan menjadi panas. Sehingga masing-masing pihak akan saling menyudutkan berdasarkan kepentingan-kepentingan calon yang disebutkan Amien. 

"Harusnya Amien bisa menjadi penengah kedua calon jika berseteru," katanya.

Ia menambahkan, kondisi PAN yang sudah mulai panas  bisa mengarah pada perpecahan yang dialami Golkar. Kedua calon bisa saja membuat kubu sendiri seperti Golkar. Karena  kekuatan kedua kubu sama kuatnya. Sehingga tidak bisa menentukan pemenang secepatnya. Apalagi agenda partai politik akan semakin ketat jelang pemilihan kepala daerah.

Saat pembukaan kongres, Amien dalam pidatonya mengungkapkan bahwa ketua umum PAN--tidak disebutkan namanya, berbohong soal pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 30 September 2014, karena sebelumnya mengaku akan menemui anggota Koalisi Merah Putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement