REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mendorong pemanfaatan bahan bakar gas di seluruh sektor.
"Kami ingin sekali mendorong penggunaan BBG di semua sektor, terutama transportasi, rumah susun (rusun) serta gedung-gedung perkantoran atau pusat pebelanjaan," kata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (26/2).
Ahok, sapaan akrab Basuki, menyatakan Pemprov DKI telah sepakat dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk memperbanyak Stasiun Pengisian BBG (SPBG) di wilayah Ibu Kota.
"Kami sudah sepakat dengan PGN untuk memperbanyak SPBG di Jakarta. Kami ada rencana untuk membangun SPBG di terminal-terminal bus yang ada di Jakarta," ujar Ahok.
Selain pembangunan SPBG, dia menuturkan bersama PGN, Pemprov DKI juga telah menyepakati perihal penyaluran gas ke rusun melalui pipa-pipa gas. "Kalau semua unit sudah dilengkapi dengan saluran pipa gas, ibu-ibu tidak perlu lagi repot-repot membeli gas tabung. Makanya, kita minta saluran gas itu segera dipasang," tutur Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengungkapkan pemakaian gas dengan menggunakan saluran pipa akan jauh lebuh murah apabila dibandingkan dengan gas dalam bentuk tabung.
"Kalau pakai saluran pipa gas, bedanya bisa sampai setengah harga dengan gas tabung. Karena, tabungnya memang buatan kita sendiri, tapi gasnya dari Tiongkok, makanya harganya jadi naik," ungkap Ahok.
Mantan bupati Belitung Timur ini pun menghimbau kepada seluruh pengelola gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta agar menggunakan genset berbahan gas.