REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur mengundang para pengusaha asal Belanda berinvestasi di provinsi ujung Pulau Jawa itu. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Jawa Timur Akhmad Sukardi ketika menerima kunjungan Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Rob Swartbol di Surabaya, Rabu (25/2).
Kepada Swartbol, Sukardi berjanji memberi kemudahan para investor belanda yang berminat menanamkan modalnya di Jawa Timur. Sukardi meyakinkan, Jawa Timur memiliki banyak kelebihan-kelebihan di berbagai sektor yang tidak dimiliki provinsi lain.
Kelebihan yang dimiliki Jawa Timur, menurut Sukardi, di antaranya tersedianya sumber daya manusia, listrik, tanah, perizinan dengan biaya yang jelas. Dalam hal kemudahan perizinan, Sukardi menyampaikan, pemprov memiliki Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) yang didalamnya terdapat petugas Unit Reaksi Cepat (URC) untuk membantu investor mengurus perizinan.
”Mereka tidak usah jalan kemana-mana. duduk saja perizinannya sudah bisa beres,” kata dia.
Untuk masalah ketersediaan lahan, Sukardi menyampaikan, masih tersedia ribuan hektare lahan. Ia mencontohkan, 15 ribu hektare lahan di Mojokerto yang siap disulap sentra industri.
Garansi selanjutnya, menurut Sukardi, adalah ketersediaan sumber energi. Ia menyampaikan, listrik di Jawa Timur surplus hingga 2.000 MW. Belum lagi potensi panas bumi di beberapa wilayah, seperti Gunung Pandan.
Jaminan selanjutnya, menurut Sukardi, soal tenaga kerja. Jawa Timur, menurut dia, memiliki jumlah tenaga kerja yang melimpah, apalagi didukung dengan adanya SMK Mini, sehingga meningkatkan keterampilan tenaga kerja.
”Kami sudah memiliki perjanjian agar demo buruh tidak sampai rusuh dan menutup pabrik maupun akses jalan raya,” ungkap dia.
Ia menjelaskan, selain kemudahan, Jawa Timur merupakan daerah yang memiliki banyak potensi ekonomi. Hal itu ditengarai dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 2014 sebesar 5,86 persen, di atas pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persen. Sedangkan tingkat inflasi sebesar 7,77 persen, atau lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 8,36 persen.
Sukardi mengulas, neraca perdagangan Jawa Timur-Belanda cukup besar. Pada tahun 2014, impor Jatim ke Belanda mencapai 110, 67 juta dollar AS , sedangkan ekspor mencapai 458,96 juta dollar AS.
Komoditi utama ekspor non-migas Jawa Timur ke Belanda, menurut Sukardi berupa pengolahan kelapa sawit, bahan kimia dasar, kulit, barang kulit dan sepatu. Sedangkan komoditi impor dari Belanda ke Jawa Timur berupa besi baja, mesin dan otomotif, makanan minuman, kimia dasar, serta pulp dan kertas..