REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tindakan antisipasi yang dilakukan kepolisian terkait pembegalan ialah tindakan preventif. Terkait hal ini, pengurus RT, RW maupun Kelurahan diharapkan dapat dengan cermat memperhatikan beberapa perilaku mencurigakan kelompok begal di lingkungannya.

"Jika ada perilaku warga yang mencurigakan, nanti laporkan," terang Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul di Polda Metro Jaya, Rabu (25/2).

Martinus menyatakan, dalam beraksi, kelompok begal biasanya menyewa kos atau kontrakan bersama-sama. Di kos atau kontrakan tersebut, biasanya akan ada banyak orang yang berdatangan ke tempat tersebut.

Selain itu, biasanya barang-barang yang digunakan oleh mereka termasuk motor akan sering berganti-ganti. Sebagian kelompok begal yang menyewa kos atau kontrakan akan bersosialisasi dengan warga sekitar seperti biasa. Akan tetapi, sebagian kelompok begal lainnya tidak bersosialisasi dengan warga.

Martinus mengimbau jika warga atau pengurus RT, RW dan Kelurahan menemukan perilaku-perilaku mencurigakan tersebut di lingkungan mereka, diharapkan warga tersebut dapat melaporkannya ke pihak berwajib.

Sebelumnya, diketahui kepolisian telah mengidentifikasi ada enam kelompok yang melakukan pebegalan di Jakarta dan sekitarnya. Keenam kelompok tersebut berkumpul atas dasar kesukuan atau kekerabatan.

Keenam kelompok atau sindikat tersebut ialah Kelompok Lampung, Kelompok Pandeglang, Kelompok Depok, Kelompok Bekasi, Kelompok Karawang dan Kelompok Bogor. Kepolisian saat ini sudah melakukan pengejaran hingga ke Sumatera.

Ikuti Whatsapp Channel Republika