Selasa 24 Feb 2015 15:47 WIB

Akibat Kurang Sosialisasi, Operasi Pasar Sepi Peminat

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Didi Purwadi
Operasi beras yang digelar Bulog untuk meredam kenaikan harga beras.
Foto: Republika/Prayogi
Operasi beras yang digelar Bulog untuk meredam kenaikan harga beras.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Meski kenaikan harga beras di kota Bandar Lampung cukup tinggi, namun saat Bulog bekerja sama dengan Pemprov Lampung menggelar operasi pasar (OP) untuk menstabilkan harga beras, justru belum diminati masyarakat.

OP beras Bulog-Pemprov Lampung digelar di Pasar Tugu, Kota Bandar Lampung, Selasa (24/2), sekitar pukul 11.45 WIB, direspon masyarakat di pasar biasa saja. Tidak ada antrean apalagi rebutan untuk memperoleh beras murah yang dijual seharga Rp 7.500 per kg.

Kedatangan mobil truk bermerek OP beras Bulog-Pemprov Lampung belum menjadi perhatian masyarakat di pasar tersebut. Meski pihak Satpol PP banyak turun mengamankan OP beras ini, namun saat terpal truk dibuka justru sepi peminat.

Padahal, harga beras di pasar tradisional kualitas asalan sudah mencapai Rp 9.000 per kg, medium Rp 11.500 per kg, dan beras super/premium mencapar Rp 13 ribu per kg.

Menurut Dewi, ibu rumah tangga yang sedang ke Pasar Tugu, OP beras Bulog ini tidak ada pemberitahuan lebih dulu, sehingga banyak yang ke pasar tidak membawa uang lebih untuk membeli beras. "Seharunya bulog kasih tahu warga bahwa akan ada OP beras murah," ujarnya.

Sarman, pengunjung pasar lainnya, juga menyesalkan dengan pihak Bulog yang menggelar OP beras murah secara mendadak. Ia mengatakan hanya bisa melihat saja OP beras tapi tidak bisa membeli karena tidak membawa uang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement