Selasa 24 Feb 2015 14:04 WIB

Harga Beras Naik, Pemkot Sukabumi Minta Bulog Gelar Operasi Pasar

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Beras, ilustrasi
Beras, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkot Sukabumi telah mengirimkan surat permintaan operasi pasar (OP) beras kepada Bulog. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan harga beras di pasaran yang mengalami kenaikan akhir-akhir ini.

"Mencermati harga beras di pasaran yang terus naik, maka pemkot telah meminta Bulog Subdivre Cianjur untuk menggelar OP beras," ujar Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada Republika, Selasa (24/2).

Permintaan tersebut telah dilayangkan kepada Bulog pada Senin (23/2) lalu. Sebelumnya, petugas Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) telah diterjunkan ke lapangan untuk mengecek kenaikan harga beras. Langkah tersebut untuk melihat kondisi di lapangan dan analisa perlu tidaknya dilakukan OP.

Kepala Diskoperindag Kota Sukabumi Ayep Supriatna mengatakan, saat ini pemkot masih menunggu jawaban dari Bulog terkait permintaan OP beras. "Saat ini hanya tinggal kesiapan dari Bulog untuk menggelar OP," terang dia.

Menurut Ayep, rencananya OP beras akan dilakukan di sejumlah kelurahan. Namun, teknis penyaluran termasuk harga beras OP akan dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan Bulog. Ia mengatakan harga beras OP nantinya akan jauh lebih murah dibandingkan dengan beras yang ada di pasaran.

Saat ini harga beras di pasaran yang paling murah yakni jenis IR-64 kualitas dua yakni Rp 10 ribu per kilogram. Sebelumnya, harga beras tersebut hanya dijual Rp 9.400 per kilogram.

Sementara harga beras jenis Ciherang naik dari Rp 10.800 per kilogram menjadi Rp 11 ribu per kilogram. Diterangkan Ayep, kenaikan harga beras salah satunya dikarenakan berkurangnya pasokan beras dari produsen. Terlebih, Kota Sukabumi sangat menggantungkan pasokan beras dari luar daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement