Senin 23 Feb 2015 22:29 WIB

Diduga Cabuli 2 Siswi, Kepala Sekolah Dilaporkan ke Polisi

Rep: C74/ Red: Bayu Hermawan
Pencabulan (ilustrasi)
Foto: bhasafm.com
Pencabulan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Seorang Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah swasta di Kabupaten Malang dilaporkan ke Polres Malang, karena diduga telah mencabuli dua siswinya.

Kanit Satreskrim Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Malang Iptu Sutiyo mengatakan pelaku dilaporkan telah mencium dan meraba tubuh korbannya. Kedua siswi tersebut mendapat perlakukan tidak senonoh saat acara perkemahan sekolah.

"Pelaku mencium pipi dan bibir korban, keduanya saling curhat dan ternyata mereka mendapatkan perlakukan yang sama, akhirnya keduanya melaporkan hal ini ke orang tua mereka, dan orang tua melaporkan ke Polres," katanya, Senin (23/2).

Peristiwa berawal saat dua korban berinisial LA dan RR merasa ketakutan saat acara api unggun, ketika mengikuti kegiatan perkemahan sekolah itu. Kemudian oleh kakak pembina, kedua siswi itu dibawa ke kepala sekolah mereka berinisial Ar, yang selanjutnya membawa dua siswi itu ke dalam mobil pribadinya.

Di dalam mobil, Ar kemudian seolah membaca mantra. Lalu ia mencium pipi dua siswi yang masih berusia 14 tahun tersebut.

Sutiyo melanjutkan, pihak kepolisian telah memeriksa keterangan dari korban kepada psikolog. Hasil dari pemeriksaan psikolog LA dan RR dinyatakan depresi berat disebabkan pengalaman seksual yang tidak mereka inginkan.

"LA tidak mau makan, sedangkan RR tertekan, keduanya menghindari percakapan tentang kejadian tersebut," ujarnya.

Semetara pelaku, mengaku tidak bersalah. Ia menegaskan, saat itu dua siswi tersebut kesurupan dan membutuhkan pertolongan. Maka ia berusaha membangunkan korban dengan meniup mata dan telinga korban.

"Saya dengan ikhlas tulus ingin menolong tidak mungkin dalam keadaan seperti saya biarkan," tegasnya.

Ar sangat yakin kasus ini hanya kesalahpahaman. Iya juga sangat yakin ada orang di sekolah tempatnya bekerja ingin menjatuhkannya. Ia menyatakan sudah pernah melakukan pertemuan dengan orang tua korban didampingi tokoh agama. Dalam pertemuan tersebut telah disepakati Islah.

"Tiba-tiba dilaporkan, saya tidak ikhlas, ridho saya tidak pernah malakukannya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement