Senin 23 Feb 2015 19:13 WIB

Buntut Pertemuan Samad-PDIP, Lawyer PT Bosowa Khawatir Dipecat

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.
Foto: Republika/Sigid Kurniawan
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Supriansa, teman karib Abraham Sama, mengaku dirinya hanya menjadi korban atas pertemuan yang terjadi antara mantan pimpinan KPK itu dengan beberapa elit PDIP.

Ia pun membantah jika apartemen The Capital yang menjadi tempat pertemuan adalah miliknya. Supri mengatakan hanya menempati sementara selama menjadi konsultan hukum di PT Bosowa.

Apartemen tersebut adalah milik CEO PT Bosowa, Erwin Aksa. Dia pun mengkhawatirkan posisinya akan diberhentikan dari konsultan hukum perusahaan tersebut.

"Ya tentu tempat perusahaan saya menjadi lawyer itu mungkin akan mempertimbangkan kembali keberadaan saya, apakah lanjut atau dipecat. Kemungkinan kalau berhenti ya berhenti," katanya usai dimintai keterangan di gedung KPK, Senin (23/2).

Supri memastikan bahwa pertemuan tersebut tanpa sepengetahuan Erwin. Bahkan, Supri mengaku tak tahu bahwa Ketua KPK nonaktif itu akan bertemu dengan beberapa elite PDIP. Saat Samad di apartemennya, dia disuruh menjemput tiga orang dari bawah.

Tiga orang tersebut yakni Hasto Kristianto dan Tjahjo Kumolo beserta satu orang lagi yang tidak dikenalinya. Saat memenuhi undangan pengawas internal KPK, Supri mengaku apartemen yang ditinggalinya adalah milik Erwin Aksa. Dia tinggal di apartemen tersebut untuk sementara.

Jika tidak lagi bekerja sebagai konsultan hukum Bosowa, ia harus meninggalkan apartemen tersebut. Supri mengaku hanya memberikan keterangan kepada pengawas internal KPK terkait pertemuan di apartemen yang ditinggalinya.

Dia hanya memberi keterangan lisan dari apa yang dilihat dan disaksikannya waktu itu. Ia juga mengaku tidak mempunyai bukti foto maupun bukti fisik lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement