Senin 23 Feb 2015 18:14 WIB

KBRI Riyadh: tidak Ada WNI Terjangkit Mers

Rep: c84 / Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji mengenakan masker di Tanah Suci untuk mengantisipasi virus MERS.
Foto: AP Photo/Hasan Jamali/ca
Jamaah haji mengenakan masker di Tanah Suci untuk mengantisipasi virus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Riyadh Sani mengatakan KBRI secara rutin mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan sebagai pencegahan virus Mers.

Berbagai cara dilakukan KBRI di Riyadh, seperti melalui sosial media dan situs resmi KBRI mengenai bahaya virus Mers ini. Selain itu, dalam pertemuan rutin, dia menyampaikan KBRI selalu mengingatkan WNI menjaga kesehatan, seperti saat pengajian Forum Silaturahim WNI Riyadh, Ahad (22/2).

Mengutip Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Sani mengatakan penyebaran virus ini memang melonjak tajam saat perubahan cuaca Maret ini.

"Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyampaikan virus ini memiliki siklus tahunan. Menjelang musim panas penyebarannya meningkat," ujarnya kepada Republika saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (23/2).

Sejauh ini, ia mengatakan belum ada WNI yang menjadi korban virus Mers. Tahun lalu, ada satu WNI yang meninggal lantaran terjangkit virus yang katanya hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya tersebut.

Melihat zona penyebarannya, Sani mengaku virus Mers tersebar merata di sejumlah daerah di Arab Saudi. Terakhir, ada dua orang di wilayah Naj'an yang menjadi korban virus.

Sani menambahkan berdasarkan pengalaman tahun lalu, penyebaran virus Mers biasanya meningkat tajam pada April hingga Juni dan kemudian turun dengan intensitas yang lebih rendah.

Ia mengatakan jumlah korban didominasi warga Arab Saudi dengan beberapa merupakan warga asing. KBRI mengimbau WNI di Arab Saudi mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta berhati-hati dalam mengkonsumsi daging unta. Hewan tersebut diduga menjadi media penyebaran virus Mers.

Bagi WNI yang ingin memakan daging unta, KBRI, kata Sani, meminta agar memasaknya dengan benar-benar matang. Selain itu, KBRI mengimbau para WNI tidak meminum susu unta secara langsung dan menjauhi peternakan unta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement