Senin 23 Feb 2015 17:55 WIB
Eksekusi Mati

KAMMI Aceh Desak Abbot Minta Maaf

Tony Abbott
Foto: ap
Tony Abbott

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh mendesak Perdana Menteri Australia Tony Abbot meminta maaf karena pernyataannnya menyinggung korban bencana dahsyat 26 Desember 2004.

Desakan tersebut disampaikan massa KAMMI dalam unjuk rasa di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Senin. Unjuk rasa tersebut sempat menarik perhatian warga yang melintas di depan masjid kebanggaan masyarakat Aceh tersebut.

"Pernyataan Abbot menyinggung perasaan korban tsunami. Karena itu, kami mendesak Perdana Menteri Australia ini meminta maaf," kata Ketua KAMMI Aceh Darliz Aziz, dalam orasinya.

Ia mengatakan, rakyat Aceh tidak pernah meminta bantuan ketika tsunami. Bantuan kemanusiaan itu datang ketika rakyat Australia terpanggil membantu Aceh.

Menurut dia, pernyataan mengungkit-ungkit bantuan untuk tsunami jelas menyakiti rakyat Aceh. Apalagi bantuan tersebut sebagai alat menukar dua warga negara Australia yang akan dipidana mati di Indonesia.

"Kami tidak rela bantuan kemanusian tsunami ditukar dengan terpidana mati kasus narkoba. Dan kami akan menggalang kekuatan mengembalikan bantuan kemanusiaan Australia terhadap korban tsunami Aceh sepuluh tahun silam," kata dia.

Oleh karena itu, sebut Darliz, KAMMI Aceh meminta Presiden RI menegakkan harkat dan martabat Bangsa Indonesia dengan tetap mengeksekusi mati para terpidana narkoba, termasuk warga negara Australia. "Presiden jangan mau diintervensi pemerintahan negara lain. Karena itu, kami mendukung hukuman mati ini sebagai upaya pemberantasan narkoba di Indonesia," kata dia.

Usai menyampaikan pernyataan sikapnya, massa KAMMI Aceh yang dikawal beberapa orang polisi tersebut, akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Tidak terjadi kemacetan akibat unjuk rasa tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement