REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasional Bandara Lion Air Daniel Putut membantah kondisi keuangan perusahaannya sedang tidak sehat karena harus meminjam dana kepada PT Angkasa Pura II untuk mengembalikan uang tiket (refund) kepada para pelanggan.
Daniel mengatakan Lion Air terpaksa meminjam karena kondisi saat itu tidak kondusif. Dia menceritakan, pada Jumat (20/2) dini hari WIB, situasi di bandara Soekarno-Hatta mulai kisruh karena penumpang meminta refund tiket di bandara.
Lion Air, ucap Daniel, sebenarnya bukan tidak punya dana. Namun hanya tidak ada dana tunai untuk segera dikirimkan ke bandara. Lion pun sebetulnya meminta waktu hingga siang hari agar dana tersebut sampai ke bandara dan diberikan kepada penumpang.
Daniel mengatakan, dana yang harus disiapkan Lion Air kala itu sekitar Rp 4 miliar untuk 2000 penumpang dengan asumsi rata-rata harga tiket Rp 2 juta.
"Itu yang kami koordinasikan kepada PT Angkasa Pura II. Dan kebetulan AP II mempunyai dana tunai tersebut," kata Daniel di kantor Kementerian Perhubungan, Senin (23/2).
Ditambahkan dia, dari dana Rp 4 miliar yang disediakan AP II hanya terpakai Rp 526.893.500. Sebab, di sore harinya, refund tiket sudah menggunakan dana dari Lion Air.
"Kemarin, (Ahad), kami juga sudah mengembalikan uang AP II yang terpakai sekitar Rp 526 juta. Kami sudah tidak punya utang."
"Jadi tidak benar kalau keuangan kami disebut sedang tidak sehat. Saya saja sekarang masih gajian. Pegawai lainnya juga," kata dia.