Senin 23 Feb 2015 17:09 WIB

Hatta Dinilai Lebih Mudah Jadi Capres

Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, dan Ketua MPP PAN Amien Rais (dari kiri ke kanan).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, dan Ketua MPP PAN Amien Rais (dari kiri ke kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo menyebut Hatta Rajasa lebih mudah diusung sebagai capres 2019 ketimbang sosok Zulkifli Hasan. Alasannya, Hatta sudah lebih dikenal publik dan berpengalaman.

"Alasan paling krusial mengapa pak Hatta harus menjadi Ketua Umum PAN lagi, karena dia pernah menjadi cawapres, sudah dikenal seluruh masyarakat, sehingga tidak perlu kerja-kerja publisitas lagi untuk maju capres 2019," ujar Drajad, Senin (23/2).

Drajad yang mendukung Hatta mempertahankan jabatan ketua umumnya dalam Kongres IV PAN akhir Februari ini, mengatakan mendorong Hatta menjadi capres pada pilpres 2019.

Menurut dia, sebagian besar rakyat Indonesia sudah melihat kemampuan Hatta saat debat cawapres dalam Pilpres 2014 lalu. Hal itu menjadi modal besar bagi pencalonan Hatta.

"Tinggal bagaimana memoles modal itu agar bisa menjadi sesuatu yang lebih besar lagi," ujar dia.

Lebih jauh Drajad mengatakan sejauh ini kinerja Hatta telah terbukti. Hatta mampu membawa PAN memperoleh suara tertinggi sejak Pemilu 1999 silam. Semua itu, kata dia, diwujudkan Hatta dengan strategi pemetaan nama-nama caleg PAN yang dianggap potensial mendulang suara.

"Caleg yang dirasa kuat, kita bantu dari DPP. Dengan strategi itu caleg bekerja keras," terang dia.

Pada 28 Februari hingga 3 Maret 2015 mendatang di Bali, PAN akan menyelenggarakan Kongres ke-IV dengan salah satu agenda utamanya pemilihan ketua umum periode selanjutnya. Sejauh ini terdapat dua calon ketua umum antara lain Hatta Rajasa selaku calon petahana dan Zulkifli Hasan. Kedua calon ketua umum itu akan bersaing mendapatkan total 596 suara kader PAN seluruh Indonesia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement