REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga beras dalam beberapa pekan terakhir melambung, tak terkecuali di Kota Bandung. Pemkot pun akan menggelar operasi pasar selama 10 hari berturut-turut. Operasi pasar yang dimulai pada Rabu (25/2) mendatang ini akan gelar di lima pasar tradisional di Kota Bandung.
"Pertama daerah timur Pasar Ujung Berung, tengah Pasar Kosambi, barat Pasar Andir, utara itu Pasar Sederhana, dan selatan Pasar Kiaracondong, kita setiap hari operasi pasar sampai harga stabil," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Eli Wasliah di Balai Kota Bandung, Senin (23/2).
Ely mengatakan setiap harinya akan disiapkan sekitar satu ton beras di masing-masing operasi pasar tersebut. Adapun jenis beras yang akan dioperasipasarkan adalah beras kelas medium.
"Kami lakukan dalam operasi pasar adalah beras medium bukan premium, kita jual Rp7.400 per kilogram, karena harganya sudah menembus 10 ribu," ujarnya.
Eli sendiri menuturkan saat ini kenaikan harga beras bahkan sudah mencapai 20 persen dari harga sebelumnya. Kenaikan beras terjadi pada beras kelas medium dan premium.
Untuk beras medium dari harga semula Rp 9 ribu-Rp 10 ribu per kilogram naik menjadi Rp 11 ribu - Rp 12 ribu per kilogram. Sementara beras jenis premium dari Rp 11 ribu-Rp 12 ribu per kilogram naik menjadi Rp 13 ribu-Rp 14 ribu per kilogram.
Penyebab kenaikan sendiri menurut Eli karena adanya keterlambatan musim tanam di sejumlah daerah produsen padi. Sehingga, hal tersebut turut berdampak di Kota Bandung, mengingat kebutuhan beras di Kota Bandung dipasok dari daerah lain.
"Diperkirakan akan mengalami panen raya pada bulan Maret, karena panen raya di daerah produsen beras, mudah-mudahan bisa menstabilkan harga," ujarnya.
Meski begitu Eli menyatakan stok beras untuk Kota Bandung sendiri masih aman untuk tiga sampai empat bulan ke depan. Sehingga, hal ini menurutnya tidak perlu menjadi kekhawatiran warga Kota Bandung.