Ahad 22 Feb 2015 21:24 WIB
Koin untuk Australia

Rakyat Aceh Minta Presiden Jokowi Tegas

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Ratusan masyarakat yang tergabung dalam koalisi pro Indonesia menggelar gerakan Koin untuk Australia di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (22/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Ratusan masyarakat yang tergabung dalam koalisi pro Indonesia menggelar gerakan Koin untuk Australia di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (22/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masyarakat di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas terhadap Australia. Koordinator Aksi Masyarakat dan Pemuda Aceh, Aziz Darlis mengatakan, eksekusi terhadap terpidana mati warga negara tetangga itu, harus segera dilakukan.

"Kami masyarakat Aceh mendukung keputusan eksekusi mati warga negara Australia itu. Jangan ditunda-tunda lagi," kata Aziz, saat dihubungi, Ahad (22/2). Pun, dikatakan olehnya, masyarakat di Serambi Mekkah, bertanggung jawab mengembalikan dana bantuan dari Pemerintah Australia dalam bencana Tsunami 2004 lalu.

Dikatakan Aziz, sebenarnya selama ini, masyarakat Aceh hanya menjadi penonton soal eksekusi mati para terpidana narkoba. Namun, dibikin berang pasca pernyataan Perdana Menteri (PM) Tony Abbott yang menganggap Pemerintah Indonesia tak tahu terimakasih lantaran sudah dibantu dalam bencana nasional di Aceh.

Menurut Aziz, pernyataan Abbot tersebut, melukai masyarakat Aceh. Bahkan, beberapa korban selamat di lingkungannya seolah dinilai sebagai peminta-minta bantuan ketika bencana. "Memang, bantuan itu ada. Rp 13 Triliun katanya. Tapi janganlah dikait-kaitkan, (dengan rencana ekesekusi mati). Pantang bagi kami mengungkit-ungkit bencana itu," kata dia.

Karena itu, selain meminta Presiden Jokowi dan Jaksa Agung Prasetyo tetap pada rencana eksekusi mati, sebagai sikap tegas. Masyarakat Aceh, fokus pada pengumpulan dana untuk memulangkan bantuan dari Pemerintah Australia itu. "Mungkin tidak bisa terkumpul sepenuhnya. Tapi, ini simbol dan sikap masyarakat Aceh. Masyarakat Indonesia," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement